KabareTegal.com – Batik menjadi kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan dilestarikan. Terlebih, Batik Indonesia, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Batik menjadi berkah tersendiri bagi Ethys Mayoshi. Seorang penggiat batik yang terpanggil untuk turut melestarikan dan mengembangkan batik dengan motif batik kreasinya yang dinamakan Batik Gobang. Bahkan berkat motif batik yang dikembangkannya itu ia melanglang buana untuk memperkenalkannya ke banyak negara di berbagai belahan dunia.
“Aku tiap tahun fashion show di luar negeri. Tahun ini sudah 10 negara dan rencana September Oktober ke Eropa Timur, “ kata Ethys Mayoshi kepada wartawan Akhmad Sekhu dari KabareTegal.com, Senin (19/8/2019).
Perempuan kelahiran Tegal, 4 Agustus, berdarah Jawa, Sunda dan China itu membeberkan awal ketertarikannya terjun di dunia batik. “Dari sahabat aku orang Malaysia. Saat itu Malaysia mengakui batik dari Malaysia, kira-kira delapan tahun lalu. Hal tersebut membuat aku terpacu untuk kemudian membatik Batik Gobang, “ beber anggota keluarga Besar Almarhum Soeyono, Kaligayam, Talang, Tegal.
Menurut Ethys, Batik Gobang itu nama untuk batik Betawi yang dikembangkannya. “Gobang artinya senjatanya orang Betawi dan uang koin zaman Hindia Belanda. Aku punya barangnya yang diberi oleh budayawan Betawi, “ ungkapnya mantap.
Ethys menyampaikan yang membedakan batik Gobang dengan motif batik lainnya, bahwa Batik Gobang lebih mengangkat ornamen budaya Betawi, flora fauna Jakarta dan kehidupan Jakarta. “Dengan motif klasik, kontemporer dan warna, “ papar Ethys.
Batik Gobang, kata Ethys, sudah ia promosikan ke berbagai negara, seperti di antaranya, Malaysia, Philipine, Singapore, Thailan, Jepang, Rusia, Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Lebanon, Azarbaijan, Argentina, Hungaria, Kroasia, Slovakia. “Hampir semua negara yang aku datangi berkesan karena disana aku ngajarin mereka membatik dan menjelaskan apa itu batik yang sebenernya. Mereka antusias dan interest, “ ungkapnya bangga.
Meski sudah melanglang buana, Ethys tampaknya tak berpuas diri dan rendah hati. Harapannya terhadap batik Gobang pun tak muluk-muluk. “Aku cuma pengen warga Indonesia dan dunia international bangga memakai batik, “ harapnya.
Ethys menyebut diri sebagai seniman yang biasa mendesain untuk daerah lain, untuk negara lain dan untuk banyak instansi. “Alhamdulillah untuk batik aku iconnya batik Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, seluruh PNS DKI pakai batik Gobang, “ tuturnya oenuh rasa syukur.
Dalam membesarkan Batik Gobang, ujar Ethys, tentu ada suka dukanya, seperti di antaranya meyakinkan orang bahwa karya-karya aku bisa dipertanggung jawabkan dan mempunyai arti dan juga nilai yang mengandung seni budaya, maupun pihak-pihak yang meminta untuk didesainkan.
“Sukanya antara lain, ketika banyak dipakai pejabat-pejabat tinggi atau public figure sebagai salah satu media promosi yamg paling menguntungkan. Kemudian, menanamkan ke diri aku untuk selalu tidak puas diri dalam berkarya, karena itu yang akan memacu aku untuk terus berkarya. Juga menjadi motivator dan inspirator generasi muda yang punya keterbatasan kemampuan, anak-anak telantar dan ibu-ibu PKK serta ibu-ibu sepuh, “ pungkas Ethys Mayoshi sumringah.
artikel yang sangat bagus. terima kasih