Tantangan Raffi Ahmad Produseri Film Kembalinya Anak Iblis

Raffi Ahmad termasuk salah satu selebritas papan atas dalam dunia hiburan. Pria berusia 32 tahun itu multitalenta dengan banyak kebisaan, yakni pembawa acara, pemeran, komedian, produser, pengusaha, dan penyanyi.

 

Dalam film produksi terbaru RA Pictures berjudul Kembalinya Anak Iblis, Raffi merasa punya tantangan sebagai produser yang menangani berbagai lini keperluan, mulai dari pemilihan sutradara sampai pemilihan bintang-bintang muda hingga pengolahan ceritanya.

 

“Dalam film ini, saya mengajak mas Rudi untuk syuting lagi cukup panjang juga prosesnya,” kata Raffi Ahmad dalam acara press screening Kembalinya Anak Iblis di CGV, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).

 

Lelaki kelahiran Bandung, 17 Februari 1987 itu membeberkan proses produksi yang ditanganinya. “Mengumpulkan bintang muda ini susahnya setengah mati, mencoba diskusi sama Rudi Soedjarwo cukup panjang juga. agar eksekusi berjalan matang, “ bebernya.

 

Menurut Raffi Ahmad, cerita film terbaru RA Pictures itu sarat dengan pesan. “Saya bikin cerita simpelnya, mereka datang ke pulau dan setelah pulang, mereka kembali lagi untuk menyelesaikan masalah mereka,” tegasnya.

 

Film ini menampilkan sederet bintang muda berbakat Indonesia, seperti Al Ghazali, Endy Arfian, Valerie Thomas, Mikha Tambayong, Achmad Megantara, Marsha Aruan hingga Atta Halilintar.

 

Kisahnya tentang Rama (Al Ghazali), Garin (Endy Arfian), Farel (Atta Halilintar), yang memutuskan kembali pergi ke Pulau Ayunan. Mereka berusaha menemukan jenazah Hana (Marsha Aruan), dan Fira (Mumuk Gomez) sekaligus menutup teror arwah penasaran di pulau tersebut. Baca juga: Tangisan Chelsea Islan di Adegan Akhir Sebelum Iblis Menjemput Dengan panduan sebuah kitab kuno, mereka berupaya mengembalikan arwah penasaran itu kembali ke alamnya serta menemukan jenazah kedua temannya. Namun, upaya mereka tak mudah karena mendapat bermacam gangguan dari arwah penunggu pulau.

 

Film “Kembalinya Anak Iblis” tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 5 September 2019.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :