Kisah Inspiratif Jatuh-Bangun Anang Sukses Kelola 80 Cabang Warteg ‘Putra Bahari’

KabareTegal.com –  Warteg alias Warung Tegal di Jakarta begitu banyak sekali, bejibun bertebaran tak terhitung jumlahnya. Warteg mampu bertahan, bahkan terus berkembang lebih banyak lagi tentu karena sosok orang Tegal yang mengelola warteg itu pekerja keras, tahan banting dan tetap penuh semangat untuk berusaha agar tetap bisa bersuvive tinggal di belantara beton Jakarta.

 

Salah seorang pengusaha warteg yang sukses menancapkan usaha kulinernya, yaitu Anang, yang mengalami jatuh-bangun sampai sukses mengelola 80 cabang warteg ‘Putra Bahari’. Meski hanya lulusan SD, tapi pengalaman adalah guru terbaik yang membuatnya jadi sosok inspiratif dengan usaha warteg-nya.

 

“Saya bergabung jadi owners warteg ‘Putra Bahari’ baru enam bulan, “ kata Anang kepada KabareTegal, lewat WhatsApp, Senin (30/12/2019).

 

Lelaki kelahiran Tegal, 5 April 1983, itu menyebut warteg ‘Putra Bahari berdirinya dari tahun 2014. “Alhamdulillah sudah kurang lebih 80 cabang tersebar di Jakarta, “ tutur suami Dewi Eka Diana dan ayah dari Anindya ZK itu penuh rasa syukur.

Dengan kesuksesan seperti sekarang, Anang mengaku dirinya masih berjuang untuk membesarkan usaha wartegnya. “Maklum, belum ada investor, masih modal pribadi, “ papar Anang yang tampak andap ashor, rendah hati.

 

Anang membeberkan awal usaha Warteg Putra Bahari yang kini tengah jadi lahan usahanya. “Awalnya kami bargabung di Warteg ‘Kharisma’, kurang lebih dua tahun berkontribusi sama Kharisma, pada akhirnya kami keluar dari group Kharisma, dan bikin brand sendiri yakni Warteg Putra Bahari,” bebernya.

 

Awal tahun 2014, lanjut Anang, ia sempet mengalami jatuh bangun. “Hal itu dikarenakan karena saya terganjal kekurangan modal, “ katanya.

 

Anang menyebut Aris yang paling memotivasi dirinya untuk tetap usaha warteg. “Mas Aris beliau sebagai ketua group Putra Bahari, kebetulan kami bertiga selalu mengisi motivasi memberikan kontribusi ide-ide bisnis kuliner khususnya di warteg Putra Bahari. Saat ini kami bertiga, yakni mas Aris sebagai ketua Warteg Putra Bahari, saya sendiri sebagai marketing atau pengekrut mitra. Dan, mas Dirman sebagai bendahara merangkap ide properti Warteg Putra Bahari, “ paparnya panjang lebar.

Menurut Anang, setiap warteg mempunyai karakter tersendiri. “Seperti di antaranya, konsep atau fasilitas kenyamanan buat pelanggan dan warteg Putra Bahari mempunyai konsep yang agak sedikit bebeda sama warteg-warteg lainnya, seperti menu masakan yang lebih banyak dan harga murah, bersahabat bisa terjangkau buat kalangan pekerja, “ terang Anang.

 

Saat ditanya, apa tantangan dalam mengelola warteg dibanding usaha lainnya? Dengan tenang, Anang memberikan jawaban, “Tantangan untuk pengelola usaha warteg yang saat ini masih bikin polemik masih masalah SDM tenaga kerjanya, sebab di internal warteg masih memakai jasa rewang alias karyawan. Jadi kalau rewangnya ada yang pulang, pemilik atau bosnya agak sedikit kerepotan harus bisa terjun langsung melayani pelanggan makan.”

 

Harapan ke depan Anang dalam mengelola warteg tentu usahanya ingin semakin lebih berkembang lagi.  “Semakin berkembang dan memperluas jaringan agar mendongkrak ekonomi di bidang kulinere wong Tegal, “ pungkas Anang sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :