Hobi burung berkicau semakin hari tampaknya semakin membahana di Tanah Air. Pelakunya bukan hanya rakyat jelata, tapi juga para pengusaha dan pejabat. Oleh karenanya banyak berdiri gantangan (tempat lomba burung kicauan) di berbagai wilayah Tanah Air untuk memberi ruang bagi para Kicaumania beraktifitas atau menggantang burung kicauannya.
Begitupun yang terjadi di wilayah Tegal, setiap hari ada kegiatan lomba burung kicauan. Lomba bukan hanya diselenggarakan sore hari, tapi hampir semua gantangan yang ada di wilayah Tegal, baik kotamadya maupun kabupaten, menggelar kegiatan lomba pada malam hari. Hal ini dikarenakan banyaknya peminat lomba burung yang datang baik dari wilayah Tegal maupun luar Tegal seperti Brebes dan Pemalang. Saking ramainya peminat lomba burung di wilayah pantura Blok Barat Jateng ini setidaknya ada tiga EO (even organizer) dan satu konglomerasi independen yang “bertarung” menguatkan jati diri masing-masing agar tetap eksis dari percaturan lomba burung. Meski demikian semua (EO Ronggolawe, EO Rajawali Indonesia, EO RGS dan Konglomerasi Independen) tetap guyup rukun dan saling menghormati privasi masing-masing.
Atas kondisi ini maka para pengelola Gantangan pun seakan berlomba melakukan berbagai cara atau servis terbaik nan menggelitik guna memuaskan para penggemarnya agar senantiasa hadir di setiap acara Latberan (latihan bersama) yang mereka selenggarakan. Servis yang mereka lakukan pun macam-macam ada yang mengulik dari segi hadiah dan piala lomba, penyelenggaraan kelas lomba, dan lain-lain.
Salah satu tempat lomba burung (gantangan) yang belakangan ini naik pamor dan menjadi “incaran” Kicaumania untuk menggantangkan burung ocehannya, yaitu Dewata BC (bird club) yang berlokasi di jalan Projosumarto I Desa Wangandawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Padahal, gantangan ini baru berdiri setahun yang lalu (April 2019) namun kekuatan magnitnya telah mampu menyaingi gantangan-gantangan lain yang lebih dulu eksis.
“Kami memang Gantangan Muda. Namun kami selalu memberikan yang terbaik dari segi tropi dan hadiah lomba serta selalu menekankan fair play pada Tim Juri Independen kami,” kata mister Difa selaku Ketua Penyelenggara Dewata BC.
Dewata BC menyelenggarakan latihan bersama (latber) setiap Jumat Sore dan Malam Minggu. Sedangkan untuk “Medium Class” dan Latihan Prestasi (latpres) mereka mengagendakan setiap Jumat Pahing atau Wage karena pada Jumat Kliwon telah ada gantangan lain yang menetapkannya sebagai hari pelaksanaan Medium Class maupun Latpres.
“Jadi kami para pengelola gantangan selalu melakukan koordinasi secara terbuka maupun secara siri terhadap pengelola gantangan lain walaupun beda EO,” ujar mister Fathul Amin Ketua Dewata Bc.
Ditanya KabareTegal mengenai quota juara lomba baik mister Amin maupun mister Difa menjawab fleksibel artinya tidak mutlak sebagaimana ketentuan yang lazim, yakni 5 banding 1 atau 7 banding 1. Maksudnya ketika ada 50 peserta untuk satu jenis burung maka quota juara diambil 10 pemenang. Adapun untuk perbandingan kedua dipakai manakala penyelenggaraan latber memberlakukan sistim Losgan atau lost gantangan demi tambal sulam terhadap peserta pada jenis burung yang jumlah pesertanya kurang dari jumlah titik aman.
Pada latber (Jumat, 3 Januari 2020) sejumlah tigaratusan lebih burung yang ambil bagian pada lomba sore yang mendung itu. Dari jumlah tersebut terbagi atas 6 jenis burung yang berlaga pada 2 kelas yaitu Mega Bintang dan Bintang untuk tiketing masing-masing Rp 20.000,- dan Rp 20.000.
“Jumat kemarin itu Cucak Ijo ada 54 peserta, Murai Batu 32, Lovebird Dewasa 38, Lovebird Paudnya 22, Kacer 19, dan Kenari 16 jadi total burung di kelas Mega Bintang 180-an. Sementara pada kelas Bintang pemain menyusut hanya berjumlah 130-an peserta,” jelas Apito Juri Independen Senior yang selalu menjadi Koordinator Lapangan pada gelaran Latber maupun Latpres gantangan Konglomerasi Independen. yang memadati lokasi lomba.
Kontributor: Agung Jaladara & Julis Nur Hussein
Editor: Akhmad Sekhu