Penyanyi Gambus dari Jatibogor Umi Ariska Optimis Masih Tetap Eksis

Dunia entertainment memang selalu melahirkan talenta berbakat hebat seperti Umi Ariska. Penyanyi gambus dari Jatibogor itu sudah banyak manggung nyanyi gambus di berbagai tempat, seperti di Tegal, Brebes, Purwokerto, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Wonosobo, Indramayu, hingga sampai ke Ibukota Jakarta. Terkenal dan popularitasnya tinggi.

 

Pilihan Umi pada lagu gambus tentu sangat istimewa karena jarang dilakukan penyanyi lain. Bagi Umi, lagu gambus tentu tak hanya hiburan sermata, tapi juga sekaligus syiar agama. Lagu-lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya keagamaan. Umi berkeyakinan optimis tetap eksis dalam dunia gambus yang membesarkan namanya.

“Saya merasa diri sudah tua, pengin berhenti nyanyi, tapi belum bisa berhenti nyanyi, “ kata Umi Ariska menuturkan keoptimisannya tetap eksis dalam dunia nyanyi gambus kepada KabareTegal, Kamis (9/1/2020).

 

Perempuan kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, 2 Februari 1973 itu lebih lanjut membeberkan kalau dulu dirinya menerima banyak job dari beberapa group musik gambus. “Tapi sekarang memang sudah saya kurangi, mengingat usia saya sudah tidak muda lagi, “ beber istri Harnoto (alm) dan ibu dari dua anak bernama Anggi Febrianto dan Mohammad Irfan Fajri.

 

Pemilik nama asli Umi Aris Jarotin itu mengungkapkan awal ketertarikannya menjadi penyanyi gambus. “Awalnya sekedar hobi menyanyi saja, tapi lama-lama setelah tampil di berbagai panggung gambus saya menikmati hasilnya sehingga kemudian saya keterusan menjalani profesi sebagai prenyanyi gambus, “ ungkapnya mantap.

Selain menjadi penyanyi gambus, Umi mengaku dulu bercita-cita ingin menjadi guru agama. “Tapi sayangnya tidak kesampaian, jadi saya sampai sekarang melakoni saja profesi menjadi penyanyi gambus, “ paparnya tetap semangat untuk menjadi penyanyi gambus.

 

Sebagai penyanyi gambus, Umi mengaku selalu tampil bersama group orkes gambus Assalam Tegal. “Saya pernah manggung di Tegal, Brebes, Purwokerto, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Wonosobo, Indramayu, hingga sampai ke Ibukota Jakarta, “ ucapnya bangga.

 

Umi menyebut lagu-lagu gambus yang sering dinyanyikan, seperti di antaranya: Wahdana, Ghonilli Swayya, Mayjus, Ya Thaalattof, Ya Rraiiittt. “Saya senang menyanyikannya, “ ujarnya berbinar ceria.

Sekian lama tumbuh di dunia gambus, Umi merasa cukup pencapaiannya hingga sempat melakukan rekaman sebagaimana puncak pencapaian yang diidamkan penyanyi pada umumnya. “Dulu saya pernah rekaman lagu gambus yang syutingnya di Guci, tapi sekarang tidak ada keinginan lagi, saya nikmati dan lakoni yang ada saja, “ kenangnya pada masa ia sedang jaya-jayanya.

 

“Waktu itu, kalau tidak salah lagu-lagu gambusnya, yaitu Wahdana, sama lagu kasidah Jilbab Putih dan Sholawat Badr, itu sudah lama sekali sekitar tahun 2010, “ imbuhnya penuh haru.

 

Menurut Umi, masyarakat desa Jatibogor dengan masyarakat desa-deaa lainnya sama. “Yang suka gambus banyak jadi itulah yang membuat saya optimis tetap eksis dalam dunia nyanyi gambus ini, “ tegas Umi.

 

Saat ditanya, apa suka-suka Anda selama menjadi penyanyi gambus? Dengan tenang, Umi memberikan jawaban penuh kesungguhan, “Kalau sukanya banyak, tapi dukanya kalau pulang malam kehujanan.”

 

Harapan Umi untuk desa Jatibogor tentu segala harapan yang baik-baik dicurahkan. “Semoga tambah maju dan masyarakatnya makmur sentosa, “ pungkas Umi Ariska sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :