Connie Constantia Ungkap Pengalaman Spiritual Lewat Buku ‘Tuhan Tidak Adil?’

Siapa pun mengalami pengalaman spiritual dalam perjalanan hidupnya. Tak terkecuali penyanyi lawas Connie Constantia yang mengungkapkan pengalaman spritualnya lewat buku berjudul ‘Tuhan Tidak Adil?’. Sebuah buku tentang pengalaman hidup Connie Constantia yang penuh pahit getir dalam mencari kasih Tuhan hingga bermuara pada pertanyaan hakekat mengenai keadilan Tuhan yang ia cari selama ini.

 

Pengalaman hidup dari masa kecil yang sangat memprihatinkan hingga jadi seorang artis legendaris sampai kemudian mengalami pengalaman spiritual, mati suri sampai 4 kali, Connie tuangkan dalam catatan kecil yang kemudian dikisahkan kepada sahabat-sahabatnya. Untuk kemudian ia berikan kepada 12 penulis sampai mendapat penulis yang tepat dalam penuangan kisah hidupnya, yakni penulis handal M. Jadul Maula dari Yogyakarta.

 

“Sebenarnya saya nggak pede membukukan perjalananan keimanan saya, tapi kata mas Jadul, kisah hidup saya menarik dan menginpirasi banyak orang, yang pada akhirnya saya putuskan untuk membuat buku ini,” kata Connie Constantia saat peluncuran buku ‘Tuhan Tidak Adil?’ di rumahnya yang megah di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Minggu (20/2/2020).

 

Perempuan kelahiran Manado, 23 Januari 1963, itu lebih lanjut menerangkan, bahwa karena banyak mengungkapkan tentang kesaksian keimananya, maka ia butuh waktu 10 tahun dan ditulis oleh 13 orang untuk menyelesaikannya. “Karena buku ini tentang kesaksian keimanan, sehingga tidak bisa sembarangan menuangkannya,” terang pemilik nama lengkap Martha Constantia Pinontoan Lang ini.

Menurut CC, buku ‘Tuhan Tidak Adil? ini bukan kajian kitab suci, atau doktrin teologi atau penarikan kesimpulan dari proses belajar logis rasional, memainkan sebuah pengungkapan keyakinan berdasarkan pengalaman nyata di dunia rohani. Sebuah kesaksian seorang anak manusia yang terbentuk dan tumbuh kembang sehingga menjadikan dirinya matang.

 

“Dalam buku Ini saya tidak membentuk haluan keyakinan baru atau mencari pengikut, tetapi mengajak kepada pemeluk agama-agama untuk bersungguh-sungguh di dalam meyakini Tuhan yang Maha Esa, tidak semata-mata menggunakan akal, tetapi juga hati nurani yang tulus bersih. Saya akan mengerahkan segenap kemampuan jiwa raga saya untuk menyampaikan kabar baik ini kepada sesama. Saya berpuasa secara rutin dan memohon hikmah dan Tuhan Allah YME agar apa yang saya sampaikan bisa mudah diterima oleh masyarakat,” ungkap pelantun tembang ‘Kamus Cinta Sang Primadona’ ini mantap.

 

CC menyampaikan bahwa buku ini bagi dirinya merupakan pencerahan dan pengalaman spiritualnya. “Bahwa sangatlah indah hidup berdampingan tanpa mengotak-ngotakkan agama. Satu cinta dalam kebenaran dan satu iman dalam perbedaan,” bebernya.

 

CC berharap agar kisah hidupnya bisa sampai ke masyarakat dan bisa menginpirasi semua kalangan. Ia siap manjual apa saja yang ia punya, rumah sekali pun, untuk mewujudkannya.

 

“Saya siap menjual apa saja yang saya punya, untuk menyampaikan kisah kasih dan Ke- Esa-an Tuhan. Karena mati saya juga tidak membawa harta,’ pungkas Connie Constantia tegas.

Dalam peluncuran buku tersebut dilakukan diskusi terbatas yang dimoderatori ‘Miing Bagito’ Dedi Gumelar dengan menghadirkan pembicara, antara lain, Penulis dan aktor teater, Abdullah Wong; tokoh lintas agama, Trisno Sutanto dan Tokoh politik PDIP, Henry Yosodiningrat.

 

Peluncuran buku ini juga dimeriahkan penampilan para aktris dan musisi ternama antara lain Ian Antono, Ermy Kullit, Vonny Sumlang, Yuni Shara, Minati Atmanagara.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :