KabareTegal – Pengurus baru, semangat juga harus baru. Demikian yang ditunjukkan Pengurus Ikatan Keluarga Besar Tegal – Bahari Ayu (IKBT-BA) periode 2019-2022 dengan menggelar rapat kerja untuk menyusun dan menetapkan program dengan big tema “Merajut Perseduluran Wong Tegal dalam Membangkitkan Produk-produk Tegal sebagai Jepang-nya Indonesia & Gerakan Nasional Mangan di Warteg”.
Dengan rapat kerja tersebut, Ketua Umum IKBT-BA DR Tafakurrozak menaruh harapan ke depan generasi milenial Tegal mampu mendorong kebangkitan produk-produk unggulan home industri yang berada di Tegal.
“Hal ini karena berdasarkan informasi hampir 60% komponen Astra Intemasional menyerap produk-produk home industri dari Tegal,” ujarnya saat menggelar rapat kerja di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (8/2/2020).
Disamping itu, lanjut Rozak, sapaan akrabnya, juga adanya potensi laut dan komoditi pertanian yang sampai saat ini belum optimal karena terkendala dengan pangsa pasar dan modal kerja bagi para nelayan dan petani. “Sebagai contoh saja komoditi bawang putih dari Guci yang telah lama digeluti oleh petani Tegal sejak jaman kolonial Belanda temyata hasil produksinya terbagus di Indonesia, “ ungkap suami dari Daisy Rachmawattie, SSi dan ayah tiga anak itu bangga.
Rozak menyampaikan, potensi lainnya yang dimiliki Tegal. “Yakni, makanan khas Tegal seperti sauto Tegal, mirong Tegal, memo, sate Tegal, teh poci dan tahu aci,” tutur pria kelahiran Bengle, Talang, Kabupaten Tegal yang kini duduk sebagai Komisaris PT Nusantara Multi Agro dan Komisaris PT Green Agri Indonesia, serta Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), itu penuh rasa syukur.
inovasi
Kemudian, untuk mengikuti perkembangan zaman, IKBT-BA berinovasi menyiapkan aplikasi agar nantinya dapat dibeli secara online demi. bila aplikasi siap, berarti para pedagang warteg bisa mulai bersaing di dunia aplikasi dalam menjalankan makanan yang mereka sajikan. Terlebih, selama ini pun gerakan makan di warteg terus menggema di tanah air ini. “Karena bila ini bisa berjalan, itu lebih bagus. Karena bagaimana pun warteg harus bersaing di tengah perkembangan zaman,” beber Ketua Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Tegal (IKASMA) itu penuh harapan.
Selain menyiapkan aplikasi, Tafakurrozak juga mengaku pihaknya tengah menyiapkan jaring pengaman bagi ribuan warteg yang ada di Indonesia. Hal itu dinilai untuk memudahkan para pedagang dalam mendapatkan bahan baku makanan yang akan dijualnya. “Salah satu contoh, kalau pedagang warteg bisa beli telur ayam lebih murah Rp 2 ribu perkilogram, itu akan memberi satu keuntungan bagi mereka,” paparnya.
Tafakurrozak menambahkan, pihaknya juga saat ini tengah bergerak untuk memberi perhatian bagi para pelaku home industri di Tegal. Dimana hampir seluruh suku cadang yang ada di dalam kendaraan juga dihasilkan warga. “Kita akan buat terobosan dengan kementerian ataupun pemerintah pusat, supaya home industri di Tegal bisa disinergikan dan mendapatkan hak paten, ini yang sedang kami kejar,” ujarnya.
IKBT-BA, organisasi sosial kemasyarakatan yang dipimpinnya, kata Rozak, diharapkan bisa menjadi kepanjangan masyarakat Tegal untuk memperjuangkan kepada pemerintah. “Baik itu, berupa modal kerja, pangsa pasar, isentif baik berupa subsidi maupun jaring pengaman untuk home industri dan warteg, “ pungkas Rozak sumringah.
IKBT-BA merupakan forum komunikasi dan koordinasi dari 50 paguyuban, kelompok dan komunitas masyarakat yang berasal dari Kabupaten dan Kota Tegal yang berdomisili di wilayah seluruh Indonesia. Adapun anggotanya terdiri dari tokoh Alim Ulama, pelajar, mahasiswa, profesional, petani, nelayan dan pedagang/warteg.