Hadapi Pandemi Covid-19, Adjie Notonegoro Tegaskan Kedisplinan Tetap Jaga Kesehatan

Merebaknya Corona Virus Disaese 2019 (Covid 19) berdampak segala lapisan masyarakat, termasuk juga Adjie Notonegoro. Perancang busana ternama tersebut menghadapi Covid-19 dengan religius semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan lebih banyak mengisi waktu dengan membaca Firman.

 

Adjie mematuhi pemerintah untuk selalu stay at home karena itu juga sudah kehendak Tuhan dan sepatutnya ia tetap bersyukur karena jadi lebih dekat dan banyak waktu kumpul bersama keluarga dan anak-anak. Menghadapi pandemi Covid-19, ia menegaskan kedisplinan untuk tetap menjaga kesehatan agar terhindar dari virus yang sangat mematikan tersebut.

 

“Pengalaman saya selama stay at home yang paling utama adalah kedisiplinan jadi selalu menerapkan hidup sehat, sering cuci tangan dan saya selalu di rumah. Saya selalu tidak pernah keluar pagar, kecuali kalau ada yang penting banget. Bersih-bersih rumah. Kita terus berkegiatan di dalam rumah. Jadi semua ruang di dalam rumah harus bersih. Anak-anak juga tidak pernah keluar rumah. Jadi kita semua stay at home. Kita memang benar-benar menerapkan kedisiplinan yang diutamakan, “ kata Adjie Notonegoro menuturkan pengalamannya selama stay at home di masa darurat Corona, Rabu (6/5/2020).

 

“Kadang-kadang saya juga masih mendesain, tapi saya sekarang lebih banyak membaca Firman, “ imbuhnya penuh rasa syukur.

 

Lelaki kelahiran Jakarta, 18 Juli 1961, itu lebih lanjut menerangkan perihal virus tersebut.

“Kita tentu tahu virus corona ini siapa yang buat, katanya gosipnya, tapi kalau di dalam agama saya, seperti dalam Firman, jika kamu mengatakan bodoh pada seseorang, berarrti kamu sendiri yang bodoh. Kembali kata-kata ke kita yang mengatakan. Jadi saya pikir, siapa yang membuat viruus itu yang paling banyak korbannya, “ terang perancang yang karya busananya telah dipakai oleh orang-orang terkenal dari kalangan artis, bintang film, sampai kepala negara mulai dari Gus Dur (Abdurahman Wahid), Bill Clinton, hingga Fidel Castro.  .

 

Menurut Adji, dengan adanya wabah corona ini, kita semua diingatkan untuk fokus kepada Tuhan, dan kita mendekatkan diiri pada Tuhan. “Bahwa kita harus melihat, dengan kondisi seperti ini, yang biasanya orang kurang ada waktu dengan keluarga dan dengan anak-anak, sekarang diberikan waktu yang banyak bersama dengan keluarga dan anak-anak, atau orang yang biasanya kurang fokus pada agamanya, sekarang difokuskan lebih banyak waktu dengan agama dan juga lebih fokus mendekatkan diri kepada Tuhan. Semua sebenarnya ada baiknya juga, ada hikmah di balik ini semua, “ ungkap tamatan sekolah mode Mueller und Sohn di Jerman itu bijak.

 

Adji percaya tidak lama lagi pasti virus corona ini selesai dan setiap hari ia berdoa, bahwa ia juga percaya dengan kuasa Tuhan yang punya Kuasa dengan Segala Kuasa-Nya, dengan turut campur Tuhan dalam kehidupan dan itu diselesaikan tepat pada waktunya. “Jadi sekarang ini kita diingatkan, bahwa kalau kita sudah dikasih kekayaan dan segalanya, kita jangan lupa dengan Tuhan yang memberi rejeki, seperti sekarang banyak orang yang sukses tapi kemudian kolaps dan segala macam karena tidak mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan. Disini kita dikasih pelajaran, bahwa harta bukan segalanya, “ papar paman dari designer dan presenter, Ivan Gunawan..

 

Dengan corona ini, lanjut Adji, ia merasa diri diingatkan. “Saya percaya selesai corona, semua manusia di seluruh dunia lebih fokus pada Tuhan, takut akan Tuhan, dan pasti semua kehidupan akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya yakin itu, “ bebernya penuh kepercayaan diri.

 

Pesan Adji kepada masyarakat, yang paling utama, kalau kita mau cepat keluar dari kondisi ini adalah kedisplinan. “Memang semua orang butuh duit, butuh makan, saya percaya itu, tapi Tuhan tidak pernah kasih kita kekurangan. Walau pun dalam keadaan seperti ini, kalau kita tetap ingat Kuasa Tuhan dan Kasih Sayang Tuhan, tidak ada seorang pun yang mati karena kelaparan, “ ujarnya.

 

Adji menyampaikan, dengan kedisplinan untuk tetap tinggal di rumah kumpul bersama dengan keluarga, dengan lebih disiplin itu lebih sedikit orang yang terjangkit, dan Pandemi Corona lebih cepat selesai.

 

“Tapi kalau kita tidak disiplin, kita keluar rumah kan semakin banyak yang terjangkit, virusnya tidak akan hilang-hilang, menular dari satu orang ke satu orang lainnya, jadi yang paling penting adalah kedispilinan, kalau kita diharuskan untuk tetap tinggal di rumah ya tetaplah tinggal di rumah. Kita keluar rumah kalau ada kepentingan saja. Semua itu ada jalan keluarnya. Tuhan pasti menunjukkan jalan-Nya. Dengan wabah corona ini, mungkin Tuhan menginginkan kita lebih fokus pada Tuhan dan lebih fakus pada keluarga, mengingatkan manusia bahwa harta bukan segalanya, tapi Tuhan adalah segalanya, karena Dia Maha Kuasa dari Segala Kuasa, “ ucap Adji.

 

Adji mengaku banyak teman mengajak untuk membuat kegiatan sosial, tapi ia takut karena kegiatannya di luar rumah jadi sangat beresiko tinggi. “Sebaiknya kita memag harus menjaga kesehatan. Manusia harus belajar menerima, kalau kita mau membantu, semua juga pasti butuh untuk dirinya sendiri. Jadi kita harus lebh utamakan diri sendiri dulu, keluarga, baru ke orang lain. Tapi diri kita juga harus selalu menjaga kesehatan, meski pakai masker, kita juga harus disiplin dan harus selalu hati-hati, kita tidak pernah tahu virusnya ada dimana. Kalau pagi, pintu rumah kita buka sekitar satu jam dan kemudian ditutup lagi untuk menjaga kesehatan kita, “ tegas Adji.

 

“Kalau mau membantu dalam situasi seperti sekarang ini, tapi kita sebagai kita pribadi ini kita harus lebih aware dengan diri kita sendiri dulu. Jadi bukan tidak mau membantu atau bersosial, tapi kita harus aware pada diri sendiri dulu, kita juga butuh uang dan butuh makan untuk keluarga kita juga, “ ujar Adji memaklumi.

 

Adji menyebut pelayanan pemerintah sekarang dalam menangani Corona sudah cukup baik. Contohnya, saat membayar pajak, ia melihat di setiap sudut ada tempat cuci tangan dan disemprot. Itu sudah luar biasa. “Hanya saja kembali pada kedisipinan masyarakat untuk kedispilnannya. Dalam setuasi seperti sekarang ini kedisiplinan pada diri sendiri untuk tetap stay at home. Pemerintah menghimbau tidak ada lockdown, tapi harus selalu mematuhi pemerintah untuk stay at home dan pergi hanya kalau ada kepentingan saja. Jadi kita harus menerapkan kedisiplinan, “ tegas Adji.

 

Adji menyampaikan, semua orang pasti sudah bosan karena sudah sekian lama harus tetap tinggal di rumah. Tapi ia mengisi dengan banyak kegiatan, seperti di antaranya baca Al-Kitab dan mendekatkan diri pada Tuhan. Apa yang bisa dilakukan, ia lakukan, yang membuatnya enjoy, karena kalau tidak bawa enjoy pasti cepat merasa bosan di dalam rumah.

 

“Tapi dari itu semua yang paling penting adalah kita tetap berlindung diri pada Tuhan.dan kita berserah diri pada Tuhan. Itu yang paling penting, kalau kita berserah diri pada Tuhan, kita akan enjoy. Saya di kamar juga enjoy. Kita memang harus banyak istirahat yang cukup dan kita tetap menjaga kesehatan, “ pungkas Adji sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :