Rahayu Kertawiguna Prihatin Dengan Oknum YouTuber Yang Rugikan Orang Lain

Zaman sekarang semakin banyak anak millenial yang mencoba keberuntungan dengan jadi YouTuber, tapi ternyata untuk mendapatkan subscriber tentu bukan perkara mudah, dibutuhkan kreativitas tinggi dan kerja keras. Salah satunya dengan karya original, nyeleneh dan penuh tantangan, bahkan mengandung bahaya yang bisa menyinggung orang yang ‘dikerjai’ seperti yang dilakukan beberapa anak muda Bandung yang ngeprank transgender dengan memberikan bingkisan batu dan sampah. Sikap tidak terpuji tersebut jadi perhatian masyarakat luas termasuk Rahayu Kertawiguna, produser rekaman dari Nagaswara Music.

 

“Saya prihatin dengan perilaku oknum YouTuber yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan subscribe. Banyak karya atau kreativitas tanpa harus melukai dan menyakiti orang lain,” ujar Rahayu Kertawiguna saat dihubungi awak media via ponselnya.

 

Rahayu makin prihatin kelakuan beberapa anak muda asal Bandung yang membuat konten di bulan suci Ramadan dan orang memang berharap bantuan sembako. Dengan ngeprang berupa sampah.

 

“Perilaku tidak terpuji seperti ini sudah tidak bisa ditolerir lagi, pemerintah harus mulai bertindak tegas terhadap para YouTuber yang tidak bermoral. Dengan meminta kepada pengelola YouTube untuk tidak memberi tempat kepada YouTuber yang tidak kreatif dan malah cenderung kriminal,” tegas CEO Nagaswara music ini kesal.

 

Kalau perlu kata Rahayu menambahkan, pemerintah juga memberi sangsi tegas kepada pengelola YouTube, apabila masih memberi tempat kepada oknum YouTuber yang membuat konten tidak terpuji. Hal ini dimaksudkan agar ada efek jera. Sekaligus juga mengajari mereka yang bermain di ranah Youtube untuk menghormati karya cipta orang lain.

 

“Agar tidak ada lagi oknum YouTuber pekok yang cenderung merugikan banyak orang, pemerintah harus menegur pengelola YouTube,” tandas Rahayu Kertawiguna tegas. (Buyil/ Istimewa)

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :