Rosita Y. Suwardi Wibawa Beri Perhatian Besar dalam Riset Penanggulangan Covid-19

Merebaknya Corona Virus Disaese (Covid-19) berdampak pada semua lapisan masyarakat, termasuk juga Rosita Y. Suwardi Wibawa. Seorang periset yang memberi perhatian besar dalam riset penanggulangan virus yang sangat mematikan tersebut.

 

“Saya, sejak presiden mengumumkan mengenai adanya penyebaran Covid-19 di Indonesia. langsung memutuskan untuk stay at home. Mengingat kebanyakan aktifitas saya dapat di-remote juga dari rumah, “ kata Rosita Y. Suwardi Wibawa kepada wartawan, Sabtu (30/5/2020).

 

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Klaten, 26 Juni 1975 itu mengungkapkan pengalamannya selama stay at home di masa darurat Corona ini. “Dalam hitungan minggu, tim kerja saya di kantor yaitu karyawan-karyawan saya juga mulai resah dan khawatir dengan kesehatan dan keselamatan jiwa mereka. Lalu kami mengambil kesepakatan untuk Work from Home (WFH) bahkan sebelum pemerintah setempat memutuskan dengan surat resmi, “ ungkap Founder & Researcher Kinarya Anak Bangsa, itu mantap.

 

Dengan keputusan-keputusan tersebut, Rosita sebagai pemilik usaha dan juga ibu serta environmental enthusiast mengambil sikap-sikap yang diperlukan segera, yaitu sebagai pemilik usaha, perasaan aman dari karyawan dalam bekerja namun tetap memikirkan bagaimana terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan usaha dan kantornya. “Jadi meski kami melakukan WFH, target-target tetap berusaha dikejar melalui berbagai kanal dan cara. Meski hasilnya tidak memuaskan namun sampai saat ini kami masih berusaha bertahan dengan melalukan kebijakan-kebijakan yang perlu diambil dengan memperhatikan keadilan bagi manajemen usaha dan juga bagi karyawan sesuai aturan yang berlaku, “ papar alumni Fakultas Hukum UGM Yogyakarta dan Magister Kenotariatan Universitas Airlangga Surabaya ini tegas.

 

Sebagai ibu, Rosita segera berkomunikasi dengan pihak sekolah dan sesama orang tua agar segera diambil langkah-langkah antisipasi terkait Covid-19 ini. “Syukurlah kami terhubung dengan group-group komunikasi sehingga keputusan-keputusan segera dapat diambil secara cepat dan meskipun sistem belajar anak-anak cukup struggle, namun kami sebagai orang tua merasa dengan School From Home merupakan pilihan terbaik saat ini bagi anak-anak kami, “ tuturnya penuh rasa syukur.

 

Sebagai istri, dimana suami Rosita masih harus bekerja ia berusaha mengingatkan suami untuk melakukan upaya memperkuat daya tahan tubuh dengan menyiapkan racikan rempah-rempah yang kebetulan ia meraciknya dari bahan-bahan alami sejak lama dan membuat usaha dari produk-produk natural ini dengan merek Nature Wisdom, naturewisdom.taraporter.id . “Juga mengingatkan untuk menyempatkan diri berjemur di setiap saat sempat di manapun untuk meningkatkan score Vitamin D agar cukup di angka normal yaitu antara 30 – 100, “ bebernya.

 

Sebagai Pengurus Paguyuban Warga dan bagian dari masyarakat, Rosita tergabung dalam Satuan Gugus Tugas Covid di desanya di wilayah Pagedangan, BSD City Tangerang. “Di dalam komplek perumahan kami segera menyusun rencana antisipasi bagaimana bila terpaksa kemudian pemerintah memutuskan skenario terburuk bagi kami yaitu lock down,” ucapnya.

 

Bersama Satuan Gugus Tugas Covid di desanya, Rosita melakukan berbagai hal, seperti di antaranya, pertama, menyiapkan Bilik Bersih dengan memakai cairan yang biasa dipakai mandi, bukan desinfektan yang berbahaya, tapi cairan yang aman untuk mandi. Kemudian, kedua, menyiapkan Tempat Cuci Tangan Portable di gerbang utama. Ketiga, menyiapkan Rak Berbagi yang oleh warga diisi secara swadaya, siapa pun boleh mengisi dan siapapun yang membutuhkan boleh mengambil. Keempat, segera membuka group Niaga Antar Warga. Di group tersebut hampir sebagian besar kebutuhan hidup warga komplek terpenuhi. Dari jasa, sayur, daging, bumbu, masker, alat kebersihan, apapun ada. Jadi secara ekonomi warga dapat saling support. Kelima, melakukan gerakan berjemur di bawah sinar matahari langsung, di depan rumah masing-masing setiap minggu 3x kami reminder melalui group-group. Tersebut sebagai upaya bersama untuk memperkuat daya tahan tubuh warga.

 

“Selain itu kami juga melakukan gerakan menanam sayur dan pohon buah di lingkungan rumah kami, sebagai upaya memperkuatan Ketahanan Pangan Keluarga, “ ucapnya tampak begitu sangat bersemangat.

 

Pandangan Rosita mengenai Virus Corona, bahwa virus sebagai makhluk tak kasat mata telanjang sejak 100 tahun sebelum Masehi telah diteliti oleh para ahli. Namun setiap saat manusia harus menghadapi berbagai macam ancaman kesehatan. Menurut Rosita yang sejak 2018 meneliti mengenai hubungan antara Vitamin D dengan kesehatan manusia. “Saya cenderung berpendapat bahwa apapun ancaman penyakitnya, penyakit baru yang ditemukan akan selalu ada seiring dengan perkembangan ilmu manusia. Kunci dari kekuatan manusia untuk dapat melalui semua penyakit itu adalah pada imunitas atau daya tahan tubuh manusia itu sendiri. Jadi manusia, apapun tantangan penyakitnya. Sepanjang manusia juga mempertahankan daya tahan tubuh, relatif akan siap menghadapi sakit-sakit jenis baru,” kata Rosita.

 

Dari hasil riset yang Rosita lakukan, Vitamin D berfungsi sebagai Imunomodulator yaitu sesuatu yang dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh manusia. “Saya sungguh meng-encourage pemerintah untuk segera memberlakukan kebijakan regulasi mengenai Vitamin D dan Berjemur ini. Yaitu dengan cara meletakkan pemeriksaan Score Vitamin D di dalam golongan DARAH UMUM dalam formulir pemeriksaan laboratorium darah. Menjadi sama penting dan basicnya bersama-sama dengan Ukuran HB Darah Merah, Darah Putih dan Trombosit, “ ujarnya.

 

Regulasi kedua, lanjut Rosita, adalah kebijakan memasukkan Kegiatan Berjemur ke dalam Kurikulum Penting Anak Didik sekolah usia Dini, TK sampai Perguruan Tinggi. Kegiatan Berjemur ini terlihat sepele, namun dampak yang diharapkan adalah kenaikan Score Vitamin D pada anak-anak generasi penerus bangsa. ”Ketika pertahanan tubuh warga negara meningkat akan menghasilkan generasi yang lebih sehat dan kuat. Serta budget negara untuk jaminan sosial kesehatan warga negara diharapkan dapat dihemat, “ katanya.

 

Menyikapi virus tersebut, Rosita menyebut virus tersebut sebagaimana yang ia sampaikan di atas, juga hakikatnya sekarang ada karena perkenan Tuhan, apapun polemiknya. Kalau Sang Maha Pencipta tidak berkenan, tidak akan ada. “Jadi caranya menyikapi ya dianggap seperti ciptaan Tuhan yang lain. Yang kasat mata, yang tidak, yang perlu bantuan alat untuk melihatnya, ataupun yang tidak. Namun karena kita tahu saat ini, ciptaan tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang relatif cepat, sifatnya mematikan tubuh manusia seperti juga Demam Berdarah. Telat bersikap, kita yang hilang dari muka bumi, “ ujarnya.

 

Oleh karena itu, Rosita menyampaikan, kembali ke saran di atas, tindakan paling manageable adalah meningkatkan daya tahan tubuh kita. Sisanya, berusaha menghindari risiko terpapar dengan menjaga jarak dengan orang yang kita tidak tahu riwayat kesehatan dan pergerakannya. “Menjaga kebersihan anggota badan terutama tangan. Memakai masker. Minum Vitamin D dan C. Serta meningkatkan daya tahan tubuh dengan berbagai makanan alami yaitu rempah-rempah dan sayur buah-buahan dari hasil bumi, “ ujarnya.

 

Pesan Rosita terhadap warga masyarakat, paling utama adalah tingkatkan daya tahan tubuh dengan hal paling mudah dan murah, yaitu “berjemur di bawah sinar matahari langsung”. Kapanpun karena untuk mengukur jenis Sinar Matahari yang jenis UV-B yang efektif untuk mengolah Pro Vitamin D3 saat ini masih belum disediakan oleh media manapun. Jadi ukuran mudahnya adalah dengan memakai indera perasa kita. Berjemurlah secukupnya. Kapanpun. Tapi tetap usahakan berjemur. Bila kulit sudah terasa tidak nyaman untuk berjemur, berteduhlah.

 

“Sebenarnya yang ideal adalah kita bisa mendapatkan waktu yang sudah terukur secara ilmiah bahwa waktu tersebut adalah waktu di mana sinar matahari yang memancar ke bumi adalah jenis sinar matahari UV-B. Dengan ini saya juga berharap pemerintah melalui BMKG dapat menyediakan sarana informasi yang dapat dipakai oleh masyarakat awam sebagai penentu waktu kapan masyarakat bisa mendapatkan jenis sinar matahari type UV-B, “ saran Rosita.

 

Pendapat Rosita mengenai penanganan pemerintah sekarang dalan menangani Corona.

Meskipun ia mengaku sempat gemes di awal-awal dan berpendapat pemerintah terkesan lambat, tentu pemerintah memiliki berbagai macam pertimbangan pula. Jika saya ada di posisi pengambil kebijakan, saya juga akan melakukan hal yang sama sebagaimana kami di dalam Paguyuban Warga mengambil keputusan-keputusan cepat dalam mengantisipasi penyebaran penyakit yang oleh manusia seluruh dunia tidak ketauan seperti apa sifatnya.

Freeze dulu, batasi seluruh kegiatan yang terhubung dengan wilayah sumber penyakit.

Layaknya memasang kuda-kuda menghadapi serangan. Sikap freeze perlu di ambil untuk memberi jeda pada semua sektor, apa ini yang terjadi. Tutup akses dari sumber penyakit berasal. Sambil pelajari pengaruhnya. Secara bertahap, buka tutup akses sambil dipelajari pergerakan penyakitnya. Karena secara ekonomi negara juga tentu tidak bisa secara serentak dihentikan begitu saja.

 

Koordinasi dengan seluruh Korporasi BUMN dan Swasta, untuk mendukung program pemerintah. Buka satu kanal komunikasi khusus untuk informasi resmi dari pemerintah. Dan warga negara wajib memantau dan mematuhi apa yang diinformasikan.

Jadi kata kuncinya ketika bahaya datang adalah; 1) freeze- putuskan akses dengan sumber bahaya dengan 2) waspada – amati pergerakan bahaya; 3) koordinasi – dengan sektor-sektor yang bisa diajak kerja sama; 4) kanal khusus untuk komunikasi dibuka di jam tertentu dengan warga negara setiap saat.

 

Saran Rosita sebaiknya penanganan yang terbaik, yakni saat ini dengan semua yang telah diputuskan oleh otoritas, sarannya tetap pada rekomendasi untuk pemerintah melalui otoritas yang kompeten mengatur mengenai Program Berjemur di seluruh negeri. Upaya ini untuk mengaktifkan fungsi Vitamin D sebagai imunomodulator dalam tubuh warga negara.

 

Ajakan berjemur harus dilakukan dimana-mana. Di instansi formal ataupun informal.

Kementerian Dalam Negeri ke jajaran ASN seluruh Indonesia. Kementerian BUMN ke jajaran pegawai BUMN seluruh Indonesia. Kementerian Pendidikan ke jajarannya dan ke sekolah-sekolah dari Pre Nursery, TK, SD sampai Perguruan Tinggi. “Seluruh Negeri harus segera urgent diserukan ajakan untuk berjemur dan untuk menyadarkan pentingnya Vitamin D yang dapat diperoleh secara murah dan mudah melalui #GiatBerjemur!” pungkas Rosita tegas.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :