Basrie Kamba: APR Kontributor Penting Tumbuhnya Tekstil dan Dunia Fesyen Indonesia

Pandemi Covid-19 tak menjadi halangan bagi Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk tetap menggelar acara tahunan fesyen dan budaya terbesar di Tanah Air, yakni Indonesia Fashion Week (IFW) 2020 untuk ke-sembilan kalinya. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, IFW 2020 telah digelar dengan format virtual pada 14 – 15 November 2020 di channel YouTube Indonesia Fashion Week Official.

 

Perhelatan IFW 2020, menjadi bukti konsistensi bagi APPMI atas komitmennya dalam mendukung kemajuan serta memberikan ruang promosi kepada para pelaku industri mode untuk terus bisa bangkit dan berkreasi ditengah situasi ekonomi yang sedang terpuruk dampak dari pandemi virus corona.

 

Kesuksesan gelaran IFW 2020 tentu tak lepas dari peran Asia Pacific Rayon (APR), yang menjadi sponsor, dengan menyediakan fasilitas untuk serangkaain acara IFW seperti fashion show, talk show, pemotretan, dll.

 

APR adalah produsen serat rayon atau viscose – bahan baku tekstil yang terbarukan (renewable), biodegradable (mudah terurai) dan nyaman (comfortable). Selain menjadi produsen rayon terintegrasi yang pertama di Indonesia, APR yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan, Riau, juga merupakan satu-satunya produsen rayon di Indonesia yang menggunakan hampir seluruh bahan bakunya dari Indonesia. Meskipun baru beroperasi kurang dari dua tahun dan baru diresmikan oleh Presiden Jokowi di bulan Februari tahun ini, APR berkeyakinan bahwa dengan tersedianya bahan baku tekstil di tanah air, industri TPT (tekstil dan produk tekstil) Indonesia berkesempatan untuk tumbuh jauh lebih baik.

 

Direktur PT Asia Pacific Rayon, Basrie Kamba menyebutkan bahwa APR memiliki fasilitas terpadu penghasil serat rayon dengan kapasitas produksi mencapai 240 ribu ton serat rayon per tahun dengan menyasar pasar domestik, diharapkan serat rayon ini juga bisa menghasilkan kain yang bisa di ekspor ke pasar global.

 

Berikut petikan wawancara KabareTegal dengan Basrie Kamba, Direktor APR, mulai dari bentuk dukungan APR di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2020, APR menghadapi dan menyiasati Pandemi Covid-19 agar tetap survive, perkembangan dunia fashion di Indonesia, hingga harapan ke depan terhadap APR.

 

KabareTegal: Bagaimana bentuk dukungan Asia Pacific Rayon (APR) di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2020?

 

Basrie Kamba: Pertama, perlu diketahui bahwa APR adalah produsen serat rayon atau viscose – bahan baku tekstil yang terbarukan (renewable), biodegradable (mudah terurai) dan nyaman (comfortable). Selain menjadi produsen rayon terintegrasi* yang pertama di Indonesia, APR yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan, Riau, juga merupakan satu-satunya produsen rayon di Indonesia yang menggunakan hampir seluruh bahan bakunya dari Indonesia. Meskipun baru beroperasi kurang dari dua tahun dan baru diresmikan oleh Presiden Jokowi di bulan Februari tahun ini, APR berkeyakinan bahwa dengan tersedianya bahan baku tekstil di tanah air, industri TPT (tekstil dan produk tekstil) Indonesia berkesempatan untuk tumbuh jauh lebih baik, khususnya dari sisi investasi dan output mengingat pasar domestik yang cukup besar dan bahan baku rayon memberikan kenyamanan jauh lebih baik khususnya untuk loungewear (pakaian rumahan), modest fashion (pakaian tertutup), pakaian pantai dan pakaian sehari-harian lainnya.

 

Nah, IFW yang digelar APPMI setiap tahun sejak 2011 secara konsisten terus mengangkat fesyen tanah air dengan memberikan ruang promosi dan edukasi untuk pelaku industry mode, khususnya UKM dan UMKM. Sehingga kolaborasi APR dengan kawan-kawan maupun event seperti IFW menjadi penting agar pelaku fesyen mulai melirik bahan baku asal negeri sendiri sekaligus untuk ikut mengkampanyekan sustainable fashion (fesyen berkelanjutan).

 

Selain dengan IFW, kami juga kerap ikut dalam kegiatan serupa termasuk dengan kawan-kawan fesyan desainer lain seperti IFC (Indonesia Fashion Chamber).

 

Inovasi, kreatifitas di dunia fesyen akan menjadi demikian powerful jika dieksekusi secara keroyokan. Partisipatif. Kolaboratif.

 

Untuk IFW tahun ini, APR berpartisipasi dalam berbagai rupa. Kami ikut menjadi sponsor, menyediakan fasilitas untuk serangkaain acara IFW seperti fashion show, talk show, pemotretan, dll di @jakartafashionhub yang berlokasi di ujung Jl Betung dekat Jl MH Thamrin, Jakarta.

 

* Terintegrasi artinya pabrik kami berada di lokasi yang sama dengan supplier bahan baku utama rayon yang berupa dissolving pulp (bubur kertas larut), bahkan dari pembibitan, sehingga dapat memastikan rantai pasok yang tersertifikasi dan bertanggungjawab serta kualitas prima dengan harga yang kompetitif.

 

KabareTegal: APR adalah salah satu penghasil bahan baku tekstil berupa rayon terbesar di Indonesia. Bagaimana APR menghadapi dan menyiasati Pandemi Covid-19 agar tetap survive?

 

Basrie Kamba: Pandemi COVID-19 ini membuat hampir seluruh industri di seluruh dunia tidak siap. Tentu industri tekstil ikut terpukul. Harga rayon juga anjlok, konsumsi turun, logistik susah. Baru beberapa bulan kemudian, konsumsi khususnya loungewear mulai tumbuh sehingga pasar sudah perlahan-lahan menuju ke normal.

 

Bersama seluruh karyawan, APR tetap beroperasi full hingga saat ini.  Mudah-mudahan pasar segera bener-bener normal kembali.

 

KabareTegal: Apa pendapat Anda mengenai perkembangan dunia fashion di Indonesia?

 

Basrie Kamba: Saya yakin industri fesyen Indonesia akan terus bergeliat dan berkembang.

 

Pertama, pasar Indonesia dengan 270 juta penduduknya merupakan incaran produk-produk luar negeri. Dan kita tahu bhw pakaian, bersama dengan makanan dan papan (tempat tinggal) adalah kebutuhan primer. Nilainya penjualan TPT dalam negeri gak main-main, lebih dari Rp 150 trilyun.

 

Kedua, Indonesia – berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy tahun 2019 – adalah negara konsumer pakaian muslim terbesar nomor 3 (tiga) dengan nilai US$21 milyar setelah Turkey (US$29 milyar) dan Uni Emirat Arab  (US$23 milyar). Nah, ini peluang besar buat industri tekstil dan industry fesyen tanah air untuk menggarap pasar sendiri.

 

Ketiga, negeri kita memiliki sejumlah keunggulan, baik kreatifitas maupun industri TPT yang tersedia dari hulu hingga ke hilir. Kita punya kemampuan untuk memproduksi serat, seperti serat rayon dan polyester, sehingga memiliki daya saing lebih untuk memenangi pertempuran di pasar dalam negeri maupun meningkatkan pangsa pasar TPT Indonesia di pasar global yang masih stagnan di bawah 2%.

 

Mudah-mudahan biaya produksi akan terus menurun yang dibarengi dengan fasilitas dan kebijakan dagang yang berpihak pada industri dalam negeri akan mampu memacu pertumbuhan investasi dalam negeri sehingga akan terasa dampaknya pada industry fesyen tanah air.

 

Saya yakin pengalaman kita menyaksikan produk buah impor yang saat ini terus membanjiri pasar domestik adalah pengalaman penting bagi industri TPT.  Perhatikan saja mall-mall di kota besar hingga pasar-pasar pakaian di pelosok. Kita sangat berharap, sebagian besar kain maupun pakaian tersebut merupakan buatan Indonesia.

 

KabareTegal: Apa harapan Anda ke depan terhadap dunia fashion di Indonesia?

 

Basrie Kamba: Industri TPT bersama-sama dengan Pemerintah dan para pemangku kepentingan lain termasuk pengamat fesyen, editor fesyen, sekolah-sekolah fesyen maupun tekstil harus sungguh-sungguh “melihat” bisnis fesyen yang melibatkan ribuan UKM ini yang ikut menentukan pertumbuhan industry TPT.

 

Dan pelaku fesyen harus terus belajar trend yang terus berubah dengan cepat. Sustainable fashion dan trend (pasca) pandemi ini merupakan tantangan sendiri bagi kawan-kawan fesyen desainer untuk terus berkomunikasi dengan pasar dan pelanggan.

 

KabareTegal: Bagaimana awalnya Anda berkarir di APR hingga sampai berhasil menjadi Direktur?

 

Meniti karir dari seorang wartawan di harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post, selama 12 tahun lebih, saya kemudian menjadi konsultan public affairs selama dua tahun, terus setahun di perusahaan PR, baru kemudian bergabung pertama kali di dunia korporasi yakni BP (dulu British Petroleum). Delapan tahun di MNC (multi-national company) tersebut, saya melanjutkan karir saya sebagai Vice Persident di Talisman (juga perusahaan migas asing) dan kemudian sebagai Direktur di Vale Indonesia (dulu INCO – perusahaan tambang nikel).

 

Dua tahun terakhir saya berkiprah di grup RGE (Royal Golden Eagle) dimana saya kini ditugaskan di Asia Pacific Rayon.

 

KabareTegal: Bagaimana suka duka Bapak Basrie Kamba selama jadi Direktur APR? Pengalaman apa yang paling berkesan selama Bapak Basrie Kamba jadi Direktur APR?

 

Basrie Kamba: Saya senang dengan positivity, tantangan baru serta kawan-kawan baru. Jadi semangat positif itu yang terus saya pelajari, saya anut, saya bawa setiap hari ke kantor, ke rumah dan ke teman-teman. Sehingga setiap selalu berkesan buat saya. Sehingga selalu bersyukur.

 

KabareTegal: Apa pendapat Bapak Basrie Kamba mengenai perkembangan bahan tekstil jenis rayon di Indonesia?

 

Basrie Kamba: Rayon atau viscose adalah masa depan industri fesyen yang berkelanjutan (sustainable fashion). Pasar tekstil dan fesyen tanah air memerlukan bahan baku yang pas dan nyaman untuk daerah tropis, apalagi bahan baku tersebut terbarukan dan berasal dari dalam negeri sendiri yang tersertifikasi dan terawasi.

 

Inovasi dan kemajuan teknologi harus ikut mendukung agar industry kita tidak ketinggalan. Dan pada sebuah konferensi tahunan tekstil di Vancouver akhir tahun lalu induk usaha kami, RGE, sudah menyampaikan komitmen dana sebesar US$200 juta untuk mengakselerasi inovasi dan teknologi serat textile “next-generation”.

 

KabareTegal: Apa harapan Bapak Basrie Kamba ke depan terhadap APR?

 

Basrie Kamba: Bersama pelaku industri tekstil dan fesyen tanah air, hadirnya APR sangat saya harapkan ikut menjadi enabler dan kontributor penting tumbuhnya tekstil dan dunia fesyen Indonesia.

 

APR

APR adalah produsen rayon viskosa (viscose rayon) terkemuka yang berkomitmen untuk terus meningkatkan keberlanjutan, transparansi, dan efisiensi dalam operasi kami.  Dengan fasilitas produksi serat rayon yang terintegrasi dan terpadu, kami memiliki kapasitas terpasang 240,000 ton pertahun.  Lokasi  kami yang unik berdampingan dengan operasi perusahaan terafiliasi dengan kami, APRIL, di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, Indonesia, memungkinkan integrasi penuh dissolving wood pulp terbarukan dengan produksi serat stapel viscose APR.

 

Menggunakan serat yang bersumber dari hutan tanaman industri yang terbarukan, energi yang lebih ramah dari pembakaran biomassa dan mengadopsi proses pemulihan bahan kimia, APR percaya bahwa rayon viskosa dapat menjadi akselerator bagi industri fesyen Indonesia baik dari sisi keberlanjutan maupun kualitas produknya. Ini didasarkan pada 100% serat selulosa yang dihasilkan secara alami, yang berarti bersifat berkelanjutan dan dapat terurai secara hayati serta lembut untuk disentuh dan menyerap air.

 

APR bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah, asosiasi, sekolah dan mitra industri untuk mempromosikan penelitian dan pengembangan produk, serta pengembangan bisnis dan pemasaran di bawah kampanye ‘Everything Indonesia’, seluruh operasional kami menggunakan sumber air, tanah, dan udara Indonesia, di proses di Indonesia, dan dipasarkan di domestic juga global.

 

Sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada public dan para pelanggannya, APR telah meluncurkan inisiatif Follow Our Fiber sebagai platform pelacakan berbasis blockchain yang membuka pintu untuk ketertelusuran di seluruh rantai pasokan serat rayon.

 

@jakartafashionhub

Jakarta Fashion Hub bertujuan untuk menjadi pusat mode kelas dunia yang mempertemukan desainer, kreatif, dan penggemar mode untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di industri mode Indonesia.

 

Ruang kolaboratif ini didirikan oleh produsen serat rayon alami Asia Pacific Rayon untuk mendukung desainer, merek, dan pemasok lokal dalam membangun industry sektor fesyen yang lebih besar dan lebih baik di Indonesia.  Dari ruang rapat hingga bengkel, fasilitas kami dirancang untuk membantu para pelaku dan pemerhati fesyen untuk terhubung, berkolaborasi, dan berkreasi dengan kolega yang berpikiran sama untuk memicu kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan.

 

Fasilitas yang kami berikan meliputi:

  1. Ruang Diskusi
  2. Bengkel, dengan sarana yang lengkap untuk mengerjakan proyek fesyen, mulai dari mendesain dan menggambar hingga memotong dan menjahit.
  3. Area Tampilan, untuk menampilkan karya terbaik yang telah diciptakan bagi para designer.
  4. Ruang Kerja Bersama
  5. Area Multiguna
  6. Studio foto
  7. Toko Mini, sebagai tempat belanja koleksi terbaru berbahan rayon dan bahkan memamerkan karya design

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :