Warga Tolak Proyek Pembangunan Citywalk Jalan Ahmad Yani Kota Tegal

Kota Tegal- Warga pemilik toko sepannjang Jalan Ahmad Yani Kota Tegal yang tergabung di dalam Perkumpulan Penghuni dan Pengusaha Jalan Ahmad Yani (P3 JAYA) Kota Tegal menolak kebijakan penataan Jalan Ahmad Yani menjadi kawasan City Walk seperti di Jalan Malioboro yang menjadi ikon wisata Yogyakarta Sebab, rencana perubahan itu dikhawatirkan justru akan mematikan usaha perdagangan yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka.

Humas P3 JAYA, Agustino mengatakan, pihaknya dengan tegas menolak Jalan Ahmad Yani diubah konsepnya menjadi ikon wisata. Karena, sejak dulu sudah menjadi kawasan niaga.

“Jika benar konsepnya begitu maka asumsi kami adalah kawasan niaga ini akan diubah menjadi ikon wisata, bukan ikon perdagangan,” kata Agustino, Minggu lalu.

“Itu yang menjadikan kami sebagai penghuni dan pedagang yang mencari makan di situ tentu merasa keberatan. Kalau seperti itu konsepnya ya kami menolak. Kami akan melayangkan gugatan hukum,” sambung Agustino.

Agustino menyatakan, pihaknya tidak menolak perubahan di Jalan Ahmad Yani. Hanya saja perubahan yang akan mempengaruhi nasib 200 Iebih penghuni dan pemilik rumah di Jalan Ahmad Yani juga harus dipikirkan dengan matang dan bijaksana.

“Apalagi situasi sudah cukup buruk di tengah pandemi bagi para pengusaha, penghuni, dan pendatang yang menggantungkan hidupnya di jalan sepanjang 750 meter ini,” kata Agustino.

Disampaikan Agustino, Jalan Ahmad Yani tidak hanya ada pedagang makanan. Banyak pelaku usaha dan jasa lain seperti bengkel mobil dan motor, toko besi, gerabah, elektronik, pedagang pakaian, alat olahraga, hingga banyak lagi lainnya.

“Tentu tidak asal saja mengubah konsep suatu jalan menjadi city walk, apalagi tanpa kantong parkir yang jelas,” kata Agustino.

Pihaknya khawatir jika Jalan Ahmad Yani sudah menjadi city walk, usaha perdagangan di Jalan Ahmad Yani akan mati total.

Sementara, dalam audiensi yang dihadiri sejumlah pemilik toko atau pengusaha di Jalan Ahmad Yani terkait pembangunan “Malioboro” di Kantor Diskop UMKM dan Perdagangan, Senin (27/9/2021) kemarin, mereka menanyakan posisi kantong parkir kendaraan dan lokasi bongkar muat barang milik pertokoan.

P3 Jaya yang didampingi Agus Slamet ( Guslam) dari Federasi Advokat Republik Indonesia ( FERARI) itu juga meminta Pemkot agar meniadakan pembatas bulevar atau jalan yang dijadikan satu arah.

Usai audiensi, Sekda Johardi mengaku menerima masukan warga untuk dijadikan evaluasi pembangunan.

“Mengakomodir semua keinginan masukan dari warga pemilik toko yang kita undang. Tadi begitu dinamis, namun kita menerima karena negara demokrasi jadi usulan mereka kita tampung,” kata Johardi kepada wartawan.

Johardi mengatakan, khusus untuk pembatas bulevar yang diminta tidak dibangun agar bisa digunakan untuk parkir, dirinya akan melaporkan usulan tersebut ke wali kota.

“Khusus yang bulevar yang dikehendaki untuk tempat parkir sehingga agar para konsumen membeli barang tidak jauh. Masukan ini akan disampaikan ke pak wali,” kata Johardi.

Johardi mengatakan, pekerjaan penataan Jalan Malioboro tetap dilanjutkan dan ditargetkan rampung Desember 2021.

“Karena berjalannya waktu kita tidak bisa menunda pekerjaan ini. Karena semua sudah diatur di perundang-undangan,” kata Johardi.

Meski demikian, Johardi berjanji jika masih ada usulan warga, pihaknya tetap akan mengakomodir.

“Kalau ada usulan lain nanti kita undang lagi. Karena pada prinsipnya pembangunan untuk masyarakat. Tetapi masyarakat juga harus menerima perubahan ini. Apapun pembangunan tetap berjalan,” kata Johardi.

Johardi juga mempersilahkan jika ada pihak yang tidak puas hingga sampai mengajukan gugatan hukum ke pengadilan.

“Terkait adanya gugatan atau tuntutan itu hak asasi seseorang atau mereka. Silahkan. Yang penting kita tetap berjalan sesuai dengan perencanaan dan ketentuan-ketentuan yang ada yang endingnya untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Johardi.

Pendamping Hukum P3 JAYA dari FERARI Agus Slamet mengatakan setelah mengikuti sosialisasi, nantinya akan dirapatkan lebih dulu untuk menentukan sikap selanjutnya.

“Kita akan rapatkan dulu dengan anggota. seperti apa nanti setelah rapat itu,” kata Guslam. (Riyanto Jayeng)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :