KabareTegal – Kita tentu menyambut gembira karena perfilman daerah, baik diproduksi daerah maupun berbahasa daerah, sekarang semakin menggeliat dan menunjukkan dinamika perkembangan yang sangat baik.
Kali ini, film “Ambo Nai Sopir Andalan’. Sebuah film produksi 786 Productions dan
Timur Pictures yang disutradarai Andi Burhamzah dan memproduseri sekaligus menulis skenarionya. Juga Sunarti Sain sebagai produser eksekutif film berdurasi 85 menit.
layak
“Film yang menarik, sebagai filmmaker terbayang kendala bagaimana Andi Burhamzah menyutradarinya, “ kata Andibachtiar Yusuf seusai acara spesial show film “Ambo Nai Sopir Andalan’ di Bioskop Atrium XXI, Atrium Segitiga Senen, Jl. Senen Raya No.135, Jakarta Pusat. Selasa (15/2/2022).
Lebih lanjut, sutradara kelahiran Jakarta, 15 Januari 1974 itu menerangkan tentang film tersebut. “Filmnya bagus, story tellingnya bagus, berceritanya bagus, content-nya sangat universal, “ terang alumnus Universitas Padjadjaran.
Menurut Ucup, sapaan akrabnya, kalau masalah berbahasa lokal, di India juga banyak film yang berbahasa lokal, yang punya penontonnya sendiri, punya pangsa pasarnya sendiri. “Kalau film India kan diputar internasional, “ beber suami dari Dawai Naluri Prasti ini yang menganggap diri sebagai ‘Sutradara Terganteng di NKRI’.
Film ini, kata Ucup, layak disejajarkan dengan film-film Indonesia genre drama comedy lainya yang selama ini telah beredar di bioskop. “Mungkin kekurangannya tidak punya akses karena filmmakernya tinggal di daerah, kendala teknis, budget, pemain tidak terkenal tak masalah karena banyak film dengan pemain tidak terkenal tapi begitu laku Hollywood meremake film-nya,” papar ayah tiga anak bernama Abigail Maryam Luz de Luna Siswo, Adeline Zulaikha Angel di Maria Siswo, dan Nathaniel Arkadiusz Ibrahim Siswo.
Ucup menyampaikan rasa suka dan sangat berkesannya pada film tersebut, sampai ketawa-tawa. “Konteks lokalnya sangat kental dengan bahasa Bugis, tapi ada subtitelnya Indonesia yang bagi saya tidak masalah karena memang orang Indonesia juga biasa nonton film dengan ada subtitelnya, “ tandas Ucup sumringah.
wujud nyata
Sementara itu, Arul wartawan dan koordinator acara spesial show film “Ambo Nai Sopir Andalan’ di Jakarta, menyampaikan bahwa film ini didedikasikan untuk merawat ke-Indonesia-an dengan keberagaman bahasa daerah. “Jadi wujud nyata bahasa nasional itu adanya di film daerah seperti ini 100 persen berbahasa Bugis, “ ujarnya penuh percaya diri.
Kisahnya tentang Ambo Nai yang dipecat sebagai sopir penumpang antardaerah di saat istrinya sedang hamil tua. Namun harapannya membuncah saat ia mendapatkan informasi dari sahabatnya, bahwa juragan ikan di Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan sedang butuh sopir untuk mengantar ikan-ikannya ke kota.
“Film ini sepanjang perjalanan kita diajak merenung dan juga kemudian kita dibuat ketawa- terbahak-bahak saat menyaksikan adegan kehabisan bensin, bagaimana harus mengganti ban di tengah perjalanan, dan lain-lain, “ ungkap salah seorang pendiri Demi Film Indonesia (DFI) ini mantap.
Arul menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak khawatir dengan film ini karena bersubtitel bahasa Indonesia jadi seluruh masyarakat Indonesia bisa menonton. “Maka diharapkan mohon kiranya eksebitor bisa menayangkan di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Aceh, Medan, Bengkulu karena disana banyak Bugis, “ pungkas Arul optimis.