KabareTegal – Visions of Peace Initiative (VOPI) menggelar acara tur perdamaian Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 bersama 5000 Anak di Surakarta, Cirebon, Bogor dan Jakarta.
Acara ini merupakan selebrasi Hari Kemerdekaan Indonesia dengan harapan dapat membawa pesan-pesan perdamaian lewat seni dimana anak-anak melakukan berbagai macam kesenian, tarian dan aktivitas budaya untuk perdamaian.
“Suatu kehormatan bisa merayakan kemerdekaan Indonesia bersama warga Indonesia, “ kata International Founder VOPI Princess Cheryl Halpern.
Lebih lanjut, Princess Cheryl Halpern menerangkan, bahwa semboyan nasional Indonesia, ‘Bhinekka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu’ merupakan kekayaan warisan kemerdekaan dan rasa hormat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi sejak abad ke-14.
“Peringatan tahunan kemerdekaan Indonesia ini menegaskan kembali prinsip toleransi yang terkandung dalam moto tersebut, “ terangnya.
Menurut Princess Cheryl Halpern, terlepas dari tantangan masyarakat yang ditimbulkan oleh penilaian dan kepentingan yang saling bertentangan.
“Setiap orang Indonesia dapat berbangga dengan semboyan persatuan dan kebebasan yang tak tergoyahkan selama bertahun-tahun ini,” ungkapnya mantao.
Prince Damien Dematra selaku founder Visions of Peace Initiative menyampaikan, alasan Independence Tour Perdamaian ini diadakan untuk semakin mengobarkan semangat perdamaian dan kemerdekaan.
“Kami harap tour ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia,” harapannya.
Bekerja sama dengan para pemuda usia 5 hingga 18 tahun, Visions of Peace Initiative telah mempromosikan kesopanan dan penghormatan terhadap orang lain dengan menganut etika timbal balik, juga dikenal sebagai aturan emas,
sebuah nilai universal yang sangat penting untuk perilaku sosial sipil.
Etika timbal balik mengajarkan kita untuk “lakukan kepada orang lain sebagaimana anda ingin dilakukan untuk diri anda sendiri dan sebaliknya, jangan lakukan kepada orang lain apa yang tidak ingin anda lakukan kepada diri anda.”
Itu adalah sebuah pesan yang menemukan ekspresi selama ribuan tahun dalam ajaran semua keyakinan. Itu juga sebuah konsep yang menjadi inti moto Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” karena tanpa menghormati keragaman baik dalam keluarga atau komunitas, tidak akan ada persatuan.
Khususnya, di Surakarta rangkain acara ini diadakan di Keraton Surakarta Hadiningrat, Pura Mangkunegaran, dan lomba perdamaian diberbagai sekolah di Solo.
Dalam acara puncak yang digelar di Sasono Mulyo Keraton Surakarta ditampilkan berbagai macam kesenian kolosal dengan tema kemerdekaan dan perdamaian dan gelar budaya Nusantara,
di antaranya tari Golek Puspadayu, tari Bambangan Cakil, dan Tari Dolanan. Berbagai kesenian daerah dan Drumband juga ditampilkan oleh SD Kasatriyan Keraton Surakarta Hadiningrat.
Dalam acara ini juga diluncurkan untuk ketiga kalinya buku tema perdamaian berjudul “The Art of Peace” Volume 1 sebagai bagian dari Tour Perdamaian ini.
Buku ini merupakan tribut bagi ratusan ribu karya peserta yang ikut dalam program Visions of Peace Initiative dari tahun 2017 dan merupakan aklamasi bagi para peraih penghargaan yang karyanya diwakili.
Buku ini merupakan presentasi sepenuh hati dari visi dan harapan seorang anak untuk masa depan yang lebih baik dengan kesopanan, martabat dan hidup berdampingan secara damai.
Menurut Direktur Eksekutif Princess Natasha Dematra dengan ukuran 59,4 x 84,1 cm, buku ini secara resmi telah masuk dalam rekor Buku Terbesar dengan Tema Perdamaian di Dunia yang diberikan oleh Royal World Records.
Buku ini sendiri telah diperkenalkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Peluncuran buku ini meliputi 3 kota: New York, Jakarta dan Surakarta.
“Saat kita berkumpul di sini hari ini untuk peluncuran tur perdamaian kemerdekaan, mari kita rayakan kemerdekaan Indonesia dan berikrar untuk mempromosikan “aturan emas” dan tujuan perdamaian di mana pun kita berada dan dengan siapa pun kita terlibat,” pungkas Princess Cheryl Halpern yang datang khusus dari Amerika Serikat.***