Film Jagal Teluh Kisahkan tentang Konflik Saida & Mahira Berujung Maut

KabareTegal – Apa yang terlintas di pikiran Anda saat baca judul film horror ‘Jagal Teluh’ ?

Tidak hanya mengerikan tapi teluh atau santet saja sudah pasti menjanjikan adegan mengerikan.apalagi ada jagal?

Suhita Zenza Sinema mempersembahkan horor kecantikan berujung maut berjudul ‘Jagal Teluh’.

Karya sineas George Hutabarat dengan deretan pemain seperti Elina Joerg, Selvi Kitty, Mastur, Ferdi Ali, Danita Rebecca, Udin Penyok, Jho Rizky dan lainnya.

Gambar menarik dari dOP Agus Clembu dengan skenario oleh Yudianto Suros menjanjikan tontonan menghibur, memantik adrenalin penonton.

Salah satu produser Zain Zalik memaparkan banyak hal menarik untuk Anda ketahui.

Zain bercerita tentang twist tentang JagaL Teluh, ketika terjadi teror di kampung dengan teluh rambut dan boneka.

“Ketika terjadi pembunuhan ada rambut yang berjalan di sela sela pintu, itu pastinya sangat mengerikan saat rambut itu melilit dari kaki sampe masuk ke dalam perut lalu keluar dari mulut, kebayang kan?” celetuk Zain produser sambil menandaskan syuting di Kota Solo & Klaten selama 20 hari.

Lebih lanjut, Zain menceritakan bahwa banyak kejadian janggal saat syuting berlangsung paling serem ke surupan pemain peran utama sepertinya arwah jahat mengamuk dan tidak terima pas ada tarian mistis.

 

Kisahnya tentang Saida yang wajahnya buruk karena bekas luka dari masa kecilnya sampai besar berjuluk si buruk rupa, ia berbeda dengan adik sepupunya bernama Mahira yang cantik jelita.

Saida jadi iri dengan Mahira dan semasa kecilnya mereka sudah sering diperlakukan tidak wajar.

Saida dendam kesumat dan berniat menghabisi nyawa warga dikampungnya dengan kematian yang tidak wajar.

Teror demi teror terus dilakukan Saida yang dibantu oleh Ki Wongso.

Apa yang terjadi dengan Mahira?

Apakah Saida keluar sebagai pemenang?

Nantikan rencana tayang pekan terakhir November 2023.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *