HUT Ke-29 Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan: Memberi adalah Sumber Kebahagiaan

KabareTegal – Sedekah mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal kebajikan. Setiap orang dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi, dan hanya orang kaya yang bisa melakukannya. Setiap orang dapat berpartisipasi, baik kaya maupun miskin.

Demikian antara lain disampaikan penggiat kemanusiaan, Eddie Karsito, pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-29 Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, di Perumahan Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi Jawa Barat, Kamis (28/03/2024).

“Mengajak orang berbuat baik, mencegah kemunkaran juga sedekah. Membantu orang lemah dengan kekuatan kaki dan tangan sendiri juga sedekah. Fastabiqul khairat,” ujar Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Sedekah, kata Eddie Karsito, berfungsi merekatkan hubungan antar-manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan.

“Memberi adalah sumber kebahagiaan. Kebahagiaan untuk siapa saja. Termasuk buat saudara kita berprofesi sebagai pemulung. Kita dengan mereka tidak berjarak. Manusia semua sama di hadapan Allah, tapi yang paling mulia adalah takwa; inna akromakum indallahi atqokum,” ungkapnya.

Menurut Eddie, perintah takwa merupakan pesan langit yang harus diraih; diikhtiarkan; diusahakan. Ketakwaan yang berdampak pada kesetaraan sosial (inklusif) di masyarakat.

Peringatan hari lahir Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan setiap tahun selalu ditandai dengan acara sedekah dan berbuka puasa bersama. Tahun ini ratusan pemulung, anak yatim piatu dan dhua’fa menerima dana tali kasih sekaligus berbuka puasa bersama dengan para artis ibukota.

Sejumlah artis ibukota yang mendukung kegiatan sosial ini antara lain, Ageng Kiwi, Ayu Azhari, Exel Azhari, Anisa Bahar, Rani Ve, Valdi Mulya, Edwin Bahari, Lia Emelia, Ratna Listy, Panglima Langit dan Tim Mata Langit, Fadli Fuad, Tessa Mariska, Egyta Bahar, Eva Queen, Agung Saga, Rinda Nurhuda, Neng Dessy, Lawyer Raydika, Lawyer Tegar Prayoga, Putra Gara (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor), Rd Sonnia Soemadikarta (Ketua Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara), Andria Arkei Band, Rania Zaskia, Zaki Ken, dan artis lainnya .

Turut hadir dan berdonasi tokoh masyarakat pegiat toleransi dan filantropi, Habib Haidar Alwi Shahab, dan Staf Khusus Sesjen Wantannas Bidang Teknologi Informasi dan Aplikasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, DR. Sofian Tjandra, Ph.D.

Pada kesempatan tersebut Habib Haidar Alwi Shahab, mengapresiasi berbagai kegiatan sosial budaya yang diselenggarakan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.

“Seluruh ritus ibadah umat memiliki dimensi sosial, salah satunya sedekah. Sedekah menjadi ruh; spirit sosial kemasyarakatan. Tidaklah seseorang di saat meninggal dunia apapun agamanya menyebut ingin sedekah, karena dia melihat besarnya nilai sedekah. Sehingga dia minta diberi kesempatan hidup lagi walau sedetik karena ingin bersedekah,” papar Haidar.

Pendiri Haidar Institut – Haidar Alwi Care ini sejak tahun 2019 menjalankan program santunan satu juta anak yatim untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Sekarang dengan kemenangan Prabowo-Gibran, program tersebut dilanjutkan sampai 2029.

“Tapi kita tidak terafiliasi partai politik manapun. Dana untuk program santunan satu juta anak yatim ini murni dari kantong saya pribadi,” tegas Haidar.

Acara munajat doa, santunan dan berbuka puasa bersama anak yatim piatu dan dhuafa ini terselenggara atas kerjasama Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan dan Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH).

Ketua Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH) Ageng Kiwi menyampaikan, acara ini bisa menjadi momentum bagi kita semua untuk saling membantu dan belajar lebih peduli dengan sesama.

“Lebih ke sikap dan tindakan dimana kita terlibat meringankan beban sesama. Dengan begitu, kita akan lebih memahami esensi dari sebuah kepedulian,” ujar Ageng Kiwi.

Dengan sedekah, kata Ageng, tanpa disadari ruang rezeki semakin luas dan terbuka. Bahkan dari arah yang tak pernah kita duga.

“Ibarat menanam sesuatu yang baik saat sebelum menuai buahnya, begitupula membuka pintu rezeki dengan sedekah. Apa saja yang kita sedekahkan, Allah menggantinya dengan rezeki yang terbaik,” ujar Dewan Penyantun Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan didirikan oleh sejumlah seniman, budayawan, wartawan, pendidik, dan pemerhati sosial, pada tanggal 17 Ramadan 1415 H, bertepatan dengan 17 Februari 1995.

Tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini bersamaan dengan peringatan Nuzulul Quran. Momen Nuzulul Quran merupakan peristiwa dimana kitab suci Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu pertama dan tanda dimulainya kenabian Rasulullah SAW.

“Tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini bertepatan peringatan Nuzulul Quran secara konsepsional dipilih sebagai transformasi makna; membumikan al-Quran. Wujud iman yang dinyatakan dalam bentuk perbuatan,” ujar Eddie menambahkan.

Sehingga, kata Eddie, kitab suci tidak disikapi sebagai dogma mati; tekstual, tapi kontekstual. “Agama hadir memenuhi panggilan kemanusiaan, yaitu melayani,” ungkapnya.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membina ratusan pemulung, sebagian diantaranya adalah janda-janda lanjut usia. Menyantuni fakir miskin, dan anak yatim non-panti yang diorganisir di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Kabupaten Bandung.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan juga mendirikan sub-organisasi, antara lain; Sanggar Humaniora, Rumah Budaya Satu-Satu, Rumah Singgah Bunda Lenny, dan Rumah Media Portal Berita Online humaniora.id.

Termasuk sedang dikembangkan berbagai lembaga usaha yang diharapkan dapat berdampak pada nilai ekonomis, seperti; Humaniora Rumah Musik & Film, Humaniora Rumah Terapi, dan berbagai bidang usaha lainnya.

Hadir juga di kegiatan ini Ridwan Burnani (Dewan Pembina), Ari Susandi (Dewan Pengawas), Lee Sandie Tjin Kwang (Bendahara Umum), Indri Retno Putranti (Fasilitator Bidang Pendidikan), pengurus Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan lainnya, penggiat sosial, seni, budaya dan para wartawan.

“Terima kasih kepada semua donatur, dermawan, simpatisan, rekan artis, dan wartawan yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Alhamdulillah kita semua terpanggil diberi spirit menolong. Allah SWT memberi kekuatan, hikmat, kelegaan dan kebahagiaan dunia akhirat untuk kita semua,” ujar Eddie Karsito menutup acara.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :