Ramalan Terbukti, Velline Ratu Ayu Berharap Indonesia Damai, Pemerintah Bela Rakyat

Kabaretegal – Peristiwa yang terjadi di dalam negeri pada akhir-akhir ini begitu sangat menggetirkan. Mulai dari demonstrasi yang menelan korban jiwa, anarkisme dimana-mana hingga penjarahan. Sebuah peristiwa yang pernah diramalkan artis Velline Ratu Ayu.

“Ramalan aku terbukti lagi, “ kata Velline Ratu Ayu kepada wartawan, Minggu (31/8/2025).

Lebih lanjut, Velline menerangkan, dirinya telah meramalkannya dari sebelas bulan yang lalu. “Tepatnya setahun sebelum kejadian jadi masuk di ramalan 2024 aku lihat itu dan akan kejadian di tahun 2025, “ terangnya.

Menurut Velline, tiga kali ia lihat. “Kejadiannya seperti tragedi 98 pada sebelum sebelas bulan sebelum enam bulan, sebelum tiga bulan sebelum kejadian, “ Velline membeberkan.

Velline menyampaikan ingin berpesan kepada para demonstran. “Cuma mau pesen aja nih buat para pendemo, jangan mau terpancing dengan ajakan seruan anarkis karena kita sedang diadu domba dan sedang disusupi oleh sekelompok orang untuk memecah belah rakyat dan institusi, “ papar Velline.

Velline mengimbau masyarakat untuk waspada. “Kita harus sadar waspada, apalagi sekarang sudah mulai tambah memanas, jangan sampai ada korban jiwa lagi yang berjatuhan, “ imbaunya.

Velline mengaku dirinya melihat lautan darah yang jadi korban masyarakat. “Kasihan rakyat sudang susah, sudah kelaparan, malah jadi korban, “ tuturnya iba.

Harapan Velline, Indonesia damai. “Semoga Indonesia tetap damai dan pemerintah kita akan membela rakyat kecil, “ harapannya.

Velline menyampaikan pesan dari Kanjeng Ratu Kidul, yang diawali sebuah peribahasa bijak, yakni menang jadi abu, kalah jadi arang.

“Sudah waktunya penunaian karma, setelah ini akan ada bencana besar kalau tidak ada keadilan bagi Rakyat. Laut Selatan marah, gelombang tinggi siap menyerang, “ pungkas Velline.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *