Ngobrol dengan Gen Z bersama Tike Priatnakusumah di Cross Talk Loka

Kabaretegal – PT. Media Inti Televisi Nusantara (Loka TV) menunjuk PT. Strategy Art Entertainment (SAE) sebagai vendor dalam pengerjaan program yang bernama Cross Talk untuk ditayangkan di Loka TV.

Program Cross Talk sendiri mempertemukan dua generasi berbeda (Generasi muda dan generasi senior yang kerap disebut Gen X dan Gen Z).

Bersama host Tike Priatnakusumah program Cross Talk berdialog seputar nilai, tren, sejarah dan perubahan jaman dan tentu saja dengan bintang tamu dari Gen Z.

Yuni Eko Sulistiono, Pimpinan Redaksi Loka TV mengatakan Program Cross Talk ini merupakan program yang didasari dengan fenomena sosial masyarakat pada umumnya terutama masyarakat perkotaan yang merasa ada jeda komunikasi antar generasi. Selain bahasa dan penyampaian yang berbeda, gagal saling memahami ini menjadikan tingkat keharmonisan menurun bahkan hilang.

Program lintas generasi ini diharapkan bisa jadi jembatan komunikasi agar saling pengertian, dapat menjalin keakraban khususnya di lingkup terkecil yaitu keluarga.

Sedangkan, menurut Direktur PT Strategy Art Entertainment Dahlan Andrianto atau biasa disapa Andree Dahlan ini mengatakan sangat senang dapat menjadi bagian yang dilibatkan sebagai vendor dalam pelaksanaan program-program tayangan di Loka TV salah satunya adalah  tayangan Cross Talk ini, suatu program tayangan lintas generasi yang bermanfaat.

“Kalau dibilang ngobrol sama Gen Z itu susah, ya susah-susah gampang.Tapi kalau sudah nonton acara Crosstalk itu salah satu cara orangtua yang dari generasi X bisa belajar cara menghadapi, ngobrol dan bertukar informasi dengan Gen Z,” ungkap Tike Priatnakusumah pasca shooting episode terakhir acara Cross Talk.

Bintang tamu acara Cross Talk sendiri  tentu saja dari kaum Gen Z dengan berbagai latar belakang profesi dan kelompok.Tentu saja, sebagai seorang Host Tike sangat memahami apa yang menjadi materi oborolan dari para bintang tamu.

“Alhamdulilah anak-anak Gen Z ini bukan  anak yang sok tahu, mereka justru pengen tahu apa yang pernah menjadi tren di generasi X dulu. Jadi kalau kita selama ini menganggap mereka sok tahu, sebenernya mereka bukannya sok tahu. Sebenernya mereka itu gak tahu dan pengen tahu, namun cara penyampaiannya dan mencari tahunya itu mereka masih bingung.Gimana ya cara menghadapi Gen X ini. Jadi suka misskomunikasi,” tambah wanita kelahiran Jakarta, 31 Oktober 1977 itu.

Cross Talk tayang perdana di Loka TV channel 26 UHF pada 25 Agustus 2025. Program ini akan tayang Senin sampai Jumat pukul 10.30 WIB. Dan tayang ulang di pukul 16.00 WIB. Program ini akan membahas berbagai macam persoalan yang menjadi halangan antar generasi.

“Mudah-mudahan dengan menyaksikan Loka TV dengan acara Cross Talk-nya, kita sebagai generasi X bakal lebih memahami bagaimana cara menghadapi generasi Z. Karena bagaimanapun Gen Z ini masih hormat kok sama kita generasi X yang sudah lahir lebih dahulu yang punya pengalaman lebih banyak. Kalau mereka bertanya makanya jangan dicuekin. Harus kita kasih tahu agar mereka tahu dan bukan sok tahu,” pungkas MC yang populer lewat acara komedi TV, Extravaganza tersebut.

Sebagai penutup Yuni Eko Sulistiono berharap materi-materi Cross Talk semoga bisa menjadi acuan untuk saling mengerti antar lintas generasi dan materi-materi Cross Talk bisa menjaga kehangatan khas Indonesia.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *