Ketum IKBT-BA Tafakurrozak Tegaskan Presiden Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional

KabareTegal – Rencana pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2, Soeharto mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Di antaranya, Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA), Dr. Tafakurrozak.

Tafakurrozak menegaskan pihaknya mendukung penuh pemberian gelar pahlawan nasional bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia (RI) Soeharto.

“Banyak andil dan sumbangsih bapak Soeharto pada negara Indonesia ini, jadi sangat layak gelar pahlawan nasional diberikan kepadanya,” kata Rozak dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Menurut Tafakurrozak, selama Soeharto menjabat presiden banyak kebijakan-kebijakan baik yang diterapkan.

Presiden Soeharto juga dianggap memiliki road map upaya dan langkah yang jelas bagi peningkatan dan perkembangan Indonesia di berbagai sektor. Baik sektor ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan sektor lainnya.

Bahkan Soeharto yang merintis pola rencana pembangunan jangka pendek maupun menengah agar segala perencanaan pembangunan berjalan terarah dan memberikan manfaat yang tepat.

Pada sektor ekonomi, ungkap Tafakurrozak, kebijakan yang diberlakukan sangat membantu masyarakat dengan harga-harga yang relatif stabil. Baik harga pangan, BBM, termasuk daya beli masyarakat yang stabil.

Dukungan pada pengusaha warung Tegal (warteg) kala itu juga dirasakan. Seperti terjangkaunya harga bahan baku, termasuk kenyamanan dan ketenangan para pengusaha warteg dalam menjalankan usahanya.

“Dari peran-peran itulah, kami IKBT BA yang mewadahi warga Tegal dan anggotanya sudah mencapai jutaan tersebar di berbagai daerah, tentu sangat mendukung pemberian gelar pahlawan nasional bagi bapak Soeharto,” pungkas Tafakurrozak optimis.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *