Bintangi Sinetron ‘Butir-Butir Pasir di Laut’, Velline Chu Adu Akting Tyas Mirasih

KabareTegal, Jakarta – Dunia entertainment melahirkan talenta berbakat hebat, seperti artis pendatang baru Velline Chu yang tak hanya piawai menyanyi, tapi juga pintar berakting. Kali ini, artis yang dijuluki Si Ratu Begal itu bermain dalam sinetron produksi PH Sinergi berjudul ‘Butir-Butir Pasir di Laut’ yang merupakan adaptasi drama radio legendaris yang sangat terkenal di RRI tahun 1970-an dan banyak sekali mendapat penghargaan.

 

Dalam sinetron tersebut, Velline beradu akting dengan artis sinetron ternama Tyas Mirasih. Salah satu adegannya, Vellie kesal karena tidak diladeni Tyas Mirasih, dan langsung mendorong Tyas Mirasih hingga terhuyung dan hampir terjerembab. Sebuah adegan yang baginya sangat berkesan karena dituntut akting serius.

Selain Tyas Mirasih, Velline juga beradu akting dengan deretan artis sinetron ternama Andrew Andhika, Faradina Tika dan Bastian Steel.

 

“Awalnya aku sempat grogi lho, tetapi aku berusaha untuk bekerja seprofesional mungkin,” ujar Velline kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).

Velline mengakui impiannya selama ini untuk bisa terjun ke dunia seni peran bisa terwujud.

 

“Senang banget, karena bakal menghadapi tantangan baru. Bisa main di sinetron merupakan impianku sejak lama. Baru sekarang mendapatkannya,” tutur Velline Chu penuh rasa syukur.

 

Dalam sinetron tersebut, bertemakan drama romantik ini disutradarai oleh Leo Guzroy. Juga merupakan produksi PH Sinergy dengan produser Lenny Hartono. Sinetron ini tayang di TV Online (WeeT).

Velline Chu pun tak mau muluk-muluk terkait merambahnya ke dunia akting. Yang penting, dirinya bisa menerapkan sikap profesional dan disiplin soal waktu. Namun saat ditanya kiprahnya dijalur musik dangdut dan DJ-Music, bakal terus dilakoni sampai kapan pun .

 

“Doakan banyak yang nonton sinetron aku ya,” pungkas Velline sumringah. (Istimewa)

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *