Starvision & Cinesurya Siap Produksi Film Perang Kota

KabareTegal, Jakarta – Rumah produksi Kharisma Starvision Plus dan produser Chand Parwez Servia akan turut memproduksi film terbaru sutradara Mouly Surya, “Perang Kota”.

 

“Kami memulai pembicaraan film Perang Kota dengan Starvision sejak akhir 2019. Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerjasama ko- produksi dengan Pak Parwez. Ini adalah kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan.” Kata produser Fauzan Zidni dari Cinesurya, Jumat (4/6/2021).

 

Perang Kota diadaptasi dari novel sastra klasik Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung, karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1952.

 

“Kami excited untuk dengan bekerjasama studio seperti Starvision di film Mouly Surya. Ini sesuatu yang positif dan menjanjikan bukan hanya untuk memperluas akses film kami kepada penonton Indonesia, tetapi juga berkolaborasi dengan produser penuh pengalaman, Pak Parwez,” tambah produser Rama Adi dari Cinesurya

 

Starvision merupakan salah satu studio film terbesar di Indonesia, didirikan oleh produser Chand Parwez Servia pada tahun 1995, telah memproduksi lebih dari 150 judul film dan 400 judul program televisi.

 

“Starvision sangat antusias untuk bergabung dengan proyek terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Rekam jejak Mouly yang solid dan kualitas artistik yang tinggi, selalu menghasilkan film-film   yang melampaui batas sinema dan gaya bercerita yang unik. Kami yakin bahwa film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional,” kata produser Chand Parwez Servia dari Starvision.

 

Perang Kota bercerita tentang Isa – seorang pahlawan perang impoten dan juga guru sekolah di Jakarta – mencoba meraih kembali kejayaan lamanya demi sejumlah uang dalam misi meledakan sebuah bioskop untuk membunuh seorang jenderal Belanda, sementara Belanda dan Inggris berkolaborasi untuk menjajah Indonesia Kembali paska Perang Dunia II.

 

Perang Kota diproduseri oleh Rama Adi, Fauzan Zidni dan Chand Parwez Servia dan merupakan ko-produksi internasional antara Cinesurya, Starvision, Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia) dan Epic Media (Filipina).

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *