Putri Tanjung Maknai Pesan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh

Staf Khusus Presiden RI Putri Indahsari Tanjung (Istimewa/ Instagram @putri_tanjung)

KabareTegal – Semua warga tentu ingin memaknai kemerdekaan Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan Staf Khusus Presiden RI Putri Indahsari Tanjung atau Putri Tanjung memaknai pesan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh.

 

Putri Tanjung memiliki makna tersendiri terkait pesan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh pada HUT Kemerdekaan ke 76 tahun ini

 

“Di Hari Kemerdekaan Indonesia ke 76 tahun ini, pesan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh punya makna tersendiri buat gue, “ ujar Putri Tanjung.

 

Dikutip KabareTegal dari akun Instagram @putri_tanjung, pada Selasa, 17 Agustus 2021, berikut ini adalah penjelasan Putri Tanjung, selengkapnya.

 

Di Hari Kemerdekaan Indonesia ke 76 tahun ini, pesan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh punya makna tersendiri buat gue.

 

Tahun kedua kita berada dalam situasi pandemi. Situasi hari kemerdekaan memang relatif jadi sepi, tak banyak aktivitas yang bisa kita hadiri.

 

Di masa seperti ini banyak dari kita yang mengalami berbagai situasi, lelah, cemas, kehilangan jadi berita sehari-hari.

 

Tapi terlepas dari itu, pandemi juga memunculkan deretan wajah anak muda Indonesia yang punya empati membantu sesama.

 

Membuat inovasi yang memberi solusi,serta tak sungkan bergandengan untuk kolaborasi.

 

Rasanya berdiri di tengah mereka selalu ada energi, bahwa kita tak sendiri melawan pandemi dan memberi sesuatu untuk negeri.

 

Generasi kita adalah generasi yang tergerak dan bergerak. Generasi yang bisa menjawab tantangan, mampu berdaptasi, punya daya tahan , dan selalu punya hati untuk berbagi.

 

Dengan Tangguh, Kita Tumbuh. Selamat Hari Kemerdekaan untuk semua anak muda Indonesia! (Istimewa)

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *