Dewan Kesenian Kab Tegal Gelar Aksi Keprihatinan “Golet Tuyul” Anggaran DKKT

KabareTegal.com – Dewan Kesenian Kabupaten Tegal (DKKT) dan praktisi seni se-Kabupaten Tegal akhirnya nglurug Pemda Kab. Tegal melalui Aksi Keprihatinan Damai “Golet Tuyul” yang meraibkan draf ajuan anggaran DKKT Tahun Anggaran 2019/2020.

 

Aksi ini dilakukan setelah jalan mediasi yang mereka lakukan dengan pihak-pihak terkait termasuk Ketua DPRD Kab. Tegal mengalami deadlock. DKKT merasa mangkel karena di PHP berlama-lama oleh eksekutif dan legislatif terkait anggaran DKKT selama 2 periode. Wal hasil lembaga kesenian yang diketuai Imam Joend (Penyanyi Tegal) harus kunteng dalam pembiayaan yang telah kadung dilaksanakan DKKT. Lebih mangkel lagi setiap kegiatan kesenian di Kabupaten Tegal di tahun 2019 nyaris dikelola oleh Event Organizer melalui dinas-dinas terkait.

 

dikebiri

“DKKT merasa dikebiri, merasa dinafikan keberadaannya, padahal lembaga ini legalitasnya sangat jelas  yakni ditetapkan melalui SK Bupati,” terang Joko Suci di tengah orasinya, Jumat (6/12/2019).

 

Lebih lanjut, Joko Suci menegaskan bahwa aksi keprihatinan itu merupakan cara mengingatkan pemerintah agar tidak sembrono dalam bertindak terhadap lembaga yang jelas konstitusinya.

aspirasi

Selain orasi tekstual para seniman ini di dalam menyampaikan aspirasinya menggunakan cara teatrikal yang dimotori dramawan dan monologer Apito Lahire yang mengusung tema Golet Tuyul Anggaran DKKT.

 

Aksi  teaterikal ini berlangsung familiar dengan lontaran dilalektik khas Tegal yang egaliter.  Meski dikonsep secara spontan namun aksi ini mengandung pesan yang dalam dan menghunjam.

 

“Kira-kira Tuyul di Pemerintahan Kab. Tegal  yang menghilangkan ajuan anggaran DKKT tipe Tuyul yang bagaimana ya?” ucap Apito.

 

“Tentu sangat berbeda dengan Tuyul di dunia ghaib. Tuyul di sini menyerupai manusia umumnya, Tuyul Berpeci, Tuyul Memakai Rok, dan Tuyul Berdasi,” tandas Julis Nur Hussein.

 

“Nah, untuk menangkap Tuyul-Tuyul itu bagaimana caranya?”, pancing Apito. “Disantet bae….!!!” jawab yang lain.

 

“Lah wong waktu nyalon aja mereka pake Dukun kok. Ya, ora mempan disantet laaahhhhh…..” sambung lainnya.

 

Lalu terdengar suara berjamaah para peserta aksi damai  “Tangkap Tuyul…! Tangkap Tuyul…!!”

 

Apito pun dengan responsif melakukan adegan menangkap tuyul dengan melepas kaosnya lalu menggelarnya di tanah beraspal. Adegan teaterikal pun terus mengalir dengan satir-satir nan memelintir!

 

geregetan

Aksi dilanjutkan dengan pembacaan puisi berbahasa Tegal oleh Penyair Dyah Setyawati yang nampak geregetan dengan kebijakan pemerintah terkait anggaran DKKT,  dengan gaya khasnya Dyah mulai memainkan  “rima tinju”  dalam puisinya.

Tak mau kalah, Imam Joend  selaku Ketua DKKT turut menyuarakan aspirasinya  dengan membacakan puisi karyanya. Ini menjadi sesuatu yang berbeda mengingat Imam Joend seorang penyanyi dan pencipta lagu berbahasa Tegal. “Saya sengaja mencipta puisi untuk aksi keprihatinan DKKT ini. Jadi bukan dengan lagu,” katanya.

 

Dengan penuh khidmat penyanyi yang ngetop dengan lagu Kasri dan Man Warso itupun berpuisi.

 

Begini bunyi puisi berjudul Kewan karyanya itu…

Waaa…/ weruh Kebo oya?/ Kebo angger bar nglairena/ Gudele didilati/ Kwe karna Kebo sayang karo anak//

 

Buuu…/ rika weruh ayam babon oya?/ angger lagi nggiring pitik/ siap nladung sapa bae/sing ngganggu anak-anake/ padahal durung mesti anake dewek/sebab ana endog titipane bebek  utawa enthog/ kwe karna ayam ora kepengin anak-anak/ hasil angkremane ditakali…/ ora pengin anake kaliren/ ora pengin tempat dolanan anake direbut/ ora pengin anake gering tahunen…/ kepengin anake bisa kukuluruk/ bisa ngerek-ngerek/ bisa petok-petok sawise ngendog apa angrem/ nerusena keturunane….//

 

Diakhir puisinya Imam Joend kemudian mengajak peserta aksi membaca  “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un“ lalu disambung bacaan “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar” dengan tiga kali bacaan.

 

akomodir

Selesai Imam Joend membacakan puisi. Tiba-tiba seseorang  datang menghampiri, ternyata orang itu staf dari Joko Mulyono (Sekda Kabupaten Tegal).  Rupanya Pak Sekda menyaksikan aksi keprihatinan itu sejak awal dan berkehendak menyampaikan atau menanggapi aspirasi seniman Kab. Tegal yang hadir dalam aksi itu.

 

Beberapa poin penting disampaikan Joko Mulyono yang berpidato didampingi Was’ari (Kepala Dikpora). Poin-poin itu diantaranya, pemerintah akan melibatkan masyarakat pelaku kegiatan dalam pengesahan anggaran, mengakomodir tuntutan DKKT di tahun anggaran 2020.

Aksi yang dimulai sejak jam 8 pagi dan berakhir jam 11 siang ini tak pelak menarik perhatian warga yang melintas di jalan protokol depan Kantor Pemda Kab. Tegal, apalagi terbentang puluhan spanduk yang menarik perhatian dengan beragam tulisan seperti  “Save DKKT”, “Pemda Ora Ngopeni Kesenian”,  “Seniman Tegal Berduka”, “Didobol Took”, “Setan Apa Yang Merasukimu”, dan masih banyak lagi kalimat-kalimat kekecewaan dan keprihatinan.

 

“Kami akan berdemo dengan jumlah masa yang lebih banyak lagi jika Aksi Keprihatinan ini pun hanya ditanggapi dengan retorika dan PHP saja,” pungkas Imam Joend yang disambut teriakan “Siiiaaapppp….!!!” dari para peserta aksi.

 

Apakah Tuyul Anggaran itu telah ditemukan? Wallohu’alam bishowwab.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :