Resolusi Tahun 2020, Artis Cantik Putri Ayudya Jadi Orang Lebih Baik Saja

Tahun baru 2020 menjadi moment berharga bagi semua orang, bahkan menjadi motivasi untuk semangat memperbaiki diri sebagai pribadi yang lebih baik. Begitu juga dengan artis cantik Putri Ayudya yang mempunyai resolusi tahun 2020 menjadi orang lebih baik saja.  Terdengar sederhana, tapi tentu tak sesederhana untuk melokaninya.

 

Selama melakoni dunia akting, Putri menjadi nominator Penghargaan Tuti Indra Malaon kategori Aktris Pendatang Baru Terpilih di Piala Maya 2015 berkat aktingnya yang gemilang dalam film ‘Guru Bangsa Tjokroaminoto’. Kemudian, tahun 2018, menjadi nominator Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik       di Festival Film Indonesia (FFI) 2018 berkat aktingnya yang gemilang dalam film ‘Kafir: Bersekutu dengan Setan’.

 

“Resolusi saya 2020 menjadi orang lebih baik saja, “ kata Putri Ayudya saat dihubungi KabareTegal, Kamis (2/1/2020).

 

Dara manis kelahiran Jakarta, 20 Mei 1988 itu lebih lanjut membeberkan, refleksi dirinya di tahun 2018. “Tahun 2019 seperti saya posting di IG, saya dapet tiga hal penting terkait value. Value of money, accompaniment, dan trust, “ beber artis yang juga seorang pencinta alam dan pernah menjadi presenter acara ‘Jejak Petualang’.

 

Selama menjadi presenter jalan-jalan, Putri tercatat sudah mendaki dua puncak di Himalaya dan satu puncak di tanah air yaitu Gunung Rinjani. Saat mendaki Gunung Himalaya tersebut ia tengah mengikuti kelompok Kartini Petualang dalam kampanye Global Warming.

 

Putri mengaku awal dirinya terjun ke dunia akting dari teater sejak SMA, bahkan saat kuliah ia mendirikan Teater Psikologi (Teko) pada 18 Oktober 2007, bersama kawan-kawan angkatan 2006 dan 2007 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia..

 

“Saya akting sejak SMP di Teater, di film karena ditangkap pencari bakat untuk film ‘Guru Bangsa: Tjokroaminoto’, “ papar Alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 2010 yang terpilih menjadi Puteri Intelegensia Indonesia 2011 pada pemilihan Puteri Indonesia 2011 dan finalis Wajah Femina 2008.

 

Setelah menyelesaikan beasiswa Puteri Indonesia, ia terdaftar sebagai mahasiswi Magister Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Ia juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan seni. Saat ini ia menjadi duta Taruna Siaga Bencana (Tagana) di bawah arahan Kemensos. Mulai tahun 2017 ini, Putri mantap melanjutkan kariernya sebagai aktor dan produser.

 

Pengalaman yang paling berkesan selama menggeluti dunia akting menurut Putri terlalu banyak kesannya. “Mungkin kalau di film, saya merasa siapa pun bisa jadi siapa saja ya.. Pernah di suatu film baru sadar kalau Talconya adalah award winner actor di Teater. Dia pingin belajar saja. Pekewuh sekali saya waktu itu, “ kenang Putri.

 

Menurut Putri, suka dukanya melakoni dunia akting, kurang sukanya ya kerjaan yang pasang surut, diadili karena tampilan, dan bikin orang tua khawatir. “Kalau senangnya, saya bisa mengalami hal-hal yang nggak pernah bisa bayangkan saya lakukan di masyarakat kita sekarang ini, “ tuturnya penuh rasa syukur.

 

Pendapat Putri mengenai dunia akting sangat menantang. Pushing ones to the limit. Persaingan nggak akan pernah berkurang dan nggak akan pernah mati. Ini perlu juga sih supaya kita evaluasi kualitas terus. Aktor baru segala usia harus terus bermunculan. Film akan terus membutuhkan pemeran, “ tegas Putri penuh percaya diri.

 

Putri menyampaikan harapannya ke depan terhadap dunia akting yang telah membesarkan namanya. “Agar semakin memperhatikan pekerja seni peran dalam berbagai aspek termasuk kesehatan mental aktor, “ pungkas Putri Ayudya sumringah.

 

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :