KabareTegal – Visions of Peace Initiative (VOPI), organisasi non-profit asal Indonesia yang berfokus untuk mempromosikan pembelajaran toleransi dan kesopanan kepada generasi muda berusia 5 hingga 18 tahun, meresmikan ulang tahunnya yang ke-6 pada bulan November.
VOPI memulai tahun baru keterlibatannya dengan generasi muda Indonesia dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional PBB. Acara ini diadakan di Jawa Barat yang melibatkan ribuan siswa dari berbagai sekolah dan berbagai usia.
Princess Cheryl Halpern, salah satu pendiri VOPI internasional terbang dari New York City ke Jakarta untuk menghadiri acara ini dan menyatakan, bahwa kita hidup di masa ketika sebagian besar dunia dilanda kekerasan, diskriminasi, intoleransi, korupsi dan pelecehan. Minggu lalu, pada tanggal 20 November yang juga merupakan ulang tahun saya, Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperingati Hari Anak Internasional, “ ungkapnya.
Lebih lanjut, Princess Cheryl Halpern menerangkan, Hari Anak internasional dimaksudkan sebagai hari untuk merayakan kualitas hidup anak sejak diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1989.
“Namun tahun ini, Hari Anak Internasional merupakan hari perayaan yang menyedihkan bahwa sekitar 20% anak-anak di dunia tinggal di zona konflik bersenjata termasuk di Ukraina, Afghanistan, Yaman, Suriah, Myanmar, India, Haiti, Sudan, Mali, Ethiopia, Kolumbia, Somalia, Gaza, Israel, Iran, Nigeria, dan Republik Kongo adalah beberapa di antaranya. Anak-anak yang tinggal di wilayah kekerasan ini tidak hanya menjadi korban, namun banyak juga yang menjadi korban. Dilatih untuk menjadi pelaku kejahatan keji terhadap orang lain,” terangnya.
Pada acara peresmian di Jawa Barat, Princess Cheryl, bersama dengan salah satu pendiri VOPI, Prince KPAA Dr. Damien Dematra dan Princess Natasha Dematra, merefleksikan bagaimana Indonesia memberikan landasan unik untuk mendorong toleransi, perdamaian, dan rasa hormat terhadap kemanusiaan bagi semua warga negaranya dan bagi dunia.
Terlepas dari berbagai bentuk pemerintahan yang ada, Indonesia memiliki semboyan nasional yang bertahan hingga abad ke-14. “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan semboyan yang menyatakan persatuan dan menghargai keberagaman. Implementasi visi nasional hidup berdampingan multi etnis, multi budaya merupakan tujuan yang memerlukan komitmen terus-menerus dari setiap orang Indonesia tanpa memandang usia, etnis atau keadaan pribadi. Hal ini merupakan tantangan yang tidak mudah untuk dicapai dan tidak bisa dianggap remeh apalagi di Indonesia yang memiliki begitu banyak populasi etnis dengan afiliasi agama yang beragam, bahasa yang beragam, orientasi sosial dan budaya yang beragam, serta platform sosial ekonomi yang beragam. Anak muda Indonesia, yang disebut “pemuda,” adalah garda depan masa depan dan melanjutkan komitmen terhadap visi nasional “persatuan dalam keberagaman.
Princess Cheryl menyampaikan, bahwa toleransi, kemauan untuk menerima perilaku dan keyakinan yang berbeda dari diri sendiri sangat penting untuk mencapai kesopanan dan menghormati keberagaman. “Sayangnya, toleransi tidak termasuk dalam genom manusia. Toleransi harus diajarkan kepada anak-anak kita. Itu harus dipelajari. Kita perlu memberikan pendidikan dan dukungan agar anak-anak kita dapat menolak intoleransi, perpecahan dan ekstremisme yang mereka alami. Ini adalah misi Visions of Peace Initiative yang saya bangga menjadi salah satu pendirinya,” beber Princess Cheryl.
Sejak didirikan, Visions of Peace Initiative telah berkomitmen untuk memotivasi generasi muda Indonesia untuk menggunakan bakat seni mereka untuk menyebarkan ide dan berbagi perspektif tentang toleransi, perdamaian, dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Sekolah, panti asuhan dan organisasi keagamaan, yang mewakili semua denominasi, telah berpartisipasi dalam program Visions of Peace Initiative.
Dengan mendorong generasi muda untuk mengekspresikan visi mereka untuk hidup berdampingan secara damai melalui seni, VOPI telah membantu mengidentifikasi bidang-bidang yang menimbulkan keterasingan dan ketidakpercayaan di antara generasi muda dan telah menumbuhkan sikap keterbukaan dan keterusterangan yang lebih besar di antara para peserta.
Melalui program VOPI mereka belajar untuk merangkul nilai universal antaragama dan kesopanan sosial yang dikenal sebagai Aturan Emas, ”Lakukan kepada orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.” Pengakuan atas keberhasilan VOPI terlihat melalui berbagai nominasi Hadiah Nobel Perdamaian yang telah diraih. Apresiasi tambahan internasional terhadap program VOPI diterima pada awal tahun ini pada acara Ladies Power Breakfast yang diadakan pada hari pembukaan Sidang Umum PBB ke-78. Volume “Art of Peace” yang diterbitkan oleh VOPI yang menyoroti seni karya pemuda Indonesia dipamerkan pada acara bersejarah ini. Presentasi VOPI ini membangkitkan minat mengenai potensi adaptasi program VOPI bagi kaum muda yang tinggal di negara lain.
Saat merefleksikan keterlibatan pribadinya, Princess Cheryl berkomentar, “Dalam setiap kunjungan saya ke Indonesia, saya berharap dapat mengapresiasi seni, cerita, puisi, film, musik, dan tarian yang diciptakan oleh anak-anak muda. Merupakan pengalaman yang membanggakan bisa terlibat selama lebih dari lima tahun dengan generasi muda Indonesia melalui VOPI dan mendapatkan apresiasi internasional atas upaya mereka. Saat kita memulai peringatan 6 tahun Visions of Peace Inititiative, saya berharap kita akan terus bekerja sama dan memperluas jangkauan kita untuk mempromosikan Aturan Emas dan mewujudkan visi masa depan yang lebih damai menjadi kenyataan. “