Presiden Prabowo Anugerahi Pangkat Jenderal Kehormatan Bintang 3 kepada Mayor Jenderal TNI (Purn) Glenny Kairupan

Kabaretegal – Kabar gembira dari dunia militer.

Presiden Prabowo Subianto menganugerahi pangkat jenderal kehormatan bintang tiga kepada Mayor Jenderal TNI (Purn) Glenny Kairupan.

Penganugerahan dilakukan dalam acara ‘Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer’ di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung Barat, Minggu (10/8/2025).

Glenny Kairupan adalah purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang dikenal sebagai orang dekat Presiden Prabowo Subianto. Kedekatan keduanya terjalin sejak masa pendidikan militer, dan berlanjut hingga ke lingkaran politik.

Diketahui, Glenny adalah teman seangkatan Prabowo saat menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1970.

Di dunia politik, Glenny pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra periode 2020-2025. Dia juga menjadi Direktur Penggalangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019.

Sedangkan di dunia korporasi, Glenny diangkat sebagai salah satu Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Agustus 2024.

Glenny sebelumnya juga menjabat sebagai Komisaris di PT Teknologi Militer Indonesia (PT TMI), sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang alutsista dan didirikan pada 14 Agustus 2020.

Nama PT TMI sempat menjadi sorotan seiring mencuatnya dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024.

Berdasarkan dokumen Raperpres tersebut disebutkan rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan dana Rp 1.760 triliun dan bisa menggunakan skema utang asing.

Belakangan, Kementerian Pertahanan kemudian membantah jumlah angka tersebut dan memastikan tidak akan membebani keuangan negara.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *