Penjurian FFW 2025 Terus Berlangsung, 150 Film Dikurasi & Dinilai Juri Awal

Kabaretegal – Ajang Festival Film Wartawan (FFW) 2025 tengah berlangsung di tahap penjurian awal.

Anggota juri awal kini tengah melakukan proses kurasi dan mulai melakukan penilaian terhadap film dari berbagai genre yang telah tayang di bioskop dan OTT sejak November 2024.

“Hingga Agustus 2025, ada 69 film di genre drama, 69 film di genre horor dan 17 film di genre komedi. Total hampir 150 film yang sudah dikurasi dan dinilai. Jumlah ini akan terus bertambah hingga batas akhir penilaian di bulan Oktober 2025,” ujar Deputi 1 Penjurian dan Litbang, Irish Riswoyo di Jakarta, Senin (15/9).

Para juri awal di tiap genre sendiri, lanjut Irish, akan rutin mengkurasi, membahas dan menilai film yang tayang setiap bulannya lewat rapat bulanan.

“Di rapat bulanan inilah, setiap juri berdiskusi intens soal penilaian bagi film yang layak dinominasikan di tiap genre,” jelas Irish.

Untuk tahun ini, FFW akan menyeleksi film-film nasional berdasarkan ciri khas FFW yang berhubungan dengan kehidupan sosial, budaya dan kemasyarakatan terkini.

“Hal inilah yang membedakan FFW dengan festival film lainnya. Tapi kita juga tak mengesampingkan faktor kekuatan cerita, sinematografi hingga dampaknya terhadap penonton,” lanjut Irish.

Proses kurasi dan penilaian ini akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan sebelum daftar nominasi resmi diumumkan, yang kemudian akan masuk ke tahap penjurian akhir oleh lima juri akhir hingga akhirnya terpilih pemenangnya.

“Pemenang dari tiap genre akan diumumkan di ajang Malam Final FFW 2025 pada November 2025,” tegas Irish yang juga Ketua Seksi Musik dan Film (Simufil) PWI Jaya ini.

Penasaran dengan film dan sineas yang layak mewakili wajah perfilman Indonesia dari kacamata dan sisi wartawan tahun ini? Nantikan Malam Final FFW 2025 pada November 2025.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *