Rissa Asnan, Sosok Inspiratif di Balik Fenomena Orang-orang Amerika Nyanyi Dangdut

KabareTegal – Dangdut sekarang sudah sangat maju dan berkembang, bahkan mendunia. Salah seorang yang patut dicatat turut mempopulerkan dangdut adalah Rissa Asnan yang begitu gigih, giat dan penuh semangat sekian lamanya mempromosikan dangdut di Amerika. Riisa begitu sangat bangga bahwa ‘dangdut is the music of my country’, sebagaimana judul lagu yang populer dari grup Project Pop.

 

Rissa sosok inspiratif di balik fenomena orang-orang Amerika menyanyi dangdut. Sebutlah di antaranya Farees Kaleemah, Joelina Bee, LRP, Desiree, Diamond Yari, Airille Cooper, Blue Hunnaz, Rein Severe. Mereka menjadi member ‘Dangdut in America’ yang rekaman dangdut dengan label NSR Entertainment berkat perjuangan Rissa .yang terobsesi dangdut mendunia sejajar dengan genre musik-musik lainnya.

“Awalnya  saya mengundang penyanyi Indonesia ke Amerika beberapa kali, khususnya penyanyi dangdut. Lama kelamaan saya melihat bosen, yang datang orang Indonesia, yang nyanyi orang Indonesia. jadi dari situ saya punya ide untuk membikin audisi ‘Dangdut in America’, khususnya untuk orang-orang Amerika, bukan untuk orang Indonesia karena saya ingin orang Amerika berkecimpung menyanyi lagu dangdut, “ kata Rissa Asnan menuturkan awal ketertarikannya untuk mempromosikan ‘Dangdut in America’ kepada KabareTegal, Senin (20/1/2020).

 

Lebih lanjut, Rissa menerangkan program ‘Dangdut in America’ yang dibuatnya masuk di peringkat 6 dari top 20 program TVRI dari catatan rating per 7 Januari 2020.. “Saya rasa musik dangdut sangat cocok untuk diperkenalkan secara entertainment, secara fun, dan komersial, “ terang penggemar ‘Raja Dangdut’ Rhoma Irama, yang menganggapnya sebagai  legenda. Lagu-lagunya klasik, lirik lagunya ‘meaningfull’, indah untuk didengar.

Selain itu, Rissa juga suka dengan penyanyi dangdut Dewi Perssik, yang menganggapnya satu paket komplit ada pada diri Dewi Perssik yang tidak hanya cantik, tapi goyang dan suaranya keren..

 

Rissa mengaku sudah lama mempromosikan dangdut di Amerika, mulai dari tahun 2007 sampai sekarang, tapi vacum 2010 sampai 2014, kemudian kembali aktif  2014 sampai sekarang. “Setelah penayangan enam episode \Dangdut in America’ dengan TVRI 2014 bersama VOA (Voice of Amerika), khususnya fokus untuk musik dangdut penyanyi-penyanyi dangdut Amerika, kita bikin single lagu-lagu dangdut penyanyi Amerika, “ bebernya.

 

Rissa memang bercita-cita untuk mempromosikan dangdut di Amerika, karena itu yang membuat dirinya penasaran sekali dan ia ingin membuat lagu yang hits di Indonesia dan tentunya akan bisa hits di Amerika. “Jadi memang tidak gampang untuk membuat satu lagu yang hits, tapi saya akan terus mencoba sampai ada yang his, dan saya yakin pasti suatu hari akan ada yang hits. Insya Allah. Tentunya nama Indonsia akan harum melalui dangdut, karena rasa cinta saya pada Indonesia, paling tidak saya bisa membantu kontribusi saya untuk mengenalkan dangdut di Amerika, “ ungkapnya begitu sangat bersemangat.

Saat ditanya ,pengalaman apa yang paling berkesan selama mempromosikan ‘Dangdut in America’? Dengan tenang, Rissa memberikan jawaban, “Yang paling berkesan tentu banyak orang yang berhenti, tapi saya tidak akan berhenti di tengah jalan, karena saya tahu kalau saya sebagai conductur berhenti maka matilah semuanya tidak akan bisa mencapai destinasi kita kemana. Jadi saya harus terus berjalan untuk mencapai ke tujuan. Kadang kereta api kosong, kadang ada isi orangnya, tapi kosong tidak kosong harus terus berjalan sampai menuju tujuan, jadi saya harus tidak berhenti. Pengalaman mempromosikan dangdut itu intinya saya harus terus berjuang, tidak boleh berhenti, karena dangdut tidak ada yang kenal dan tidak ada yang memperkenalkan kalau tidak kita sendiri yang mengenalkannya jadi kita sendiri untuk bisa mencapai cita-cita ya harus berjalan terus.”

 

Selama mempromosikan ‘Dangdut in America’, Rissa sudah merasakan suka dukanya, diantaranya, ia menyebut sukanya, bahwasannya ia senang banget melihat orang Amerika yang mau menyanyikan lagu dangdut, bangga banget melihat bagaimana mereka juga mencoba yang terbaik untuk bisa memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa mereka sangat tertarik nyanyi dangdut.

 

“Itu yang paling saya suka melihat bagaimana proses mereka mau belajar dan menghargai kita punya culture, baik musik, makanan, baju atau bagaimana kita mengenai agama juga saya sebagai seorang muslim. Mereka sangat respect. Sukanya having fun dengan Indonesia dan Amerika melalui musik dangdut. Kadang juga orang Amerika mendengar musik dangdut, awalnya tidak suka tapi lama kelamaan suka.itu yang saya merasa bangga mempromosikan dangdut di Amerika, “ papar Rissa.

Rissa sangat berharap ada lagu dangdut yang kami kerjakan di Amerika menjadi fenomenal di Indonesia. karena kalau sudah ada yang fenomenal diterima di Indonesia pasti akan menjadi luar biasa lagi di Amerika. Harapannya ke depan, memang ingin orang Amerika yang mulai karirnya sebagai penyanyi dangdut di Indonesia untuk market Indonesia, pada saat kembali ke Amerika mereka menjadi lebih besar lagi.

 

“Contohnya, Joelina Bee apabila ada lagunya yang meledak di Indonesia, saya sangat berharap dia kembali ke Amerika menjadi Jenifer Lopez. Harapan saya, mereka besar karena musik dangdut. Tentunya kita sebagai bangsa Indonesia akan  menjadi harum nama kita karena musik dangdut kita bisa membantu orang Amerika maju  hidupnya karena dangdut, “ beber Rissa.

Menurut Rissa, dangdut bisa sejajar dengan genre musik lainnya, seperti pop,rock, jazz atau lainnya, bahkan ia menegaskan sangat bisa tapi tentunya harus diubah sedikit gaya Amerika untuk bisa sejajar dengan musik Amerika. Seperti juga makanan China, kalau kita ke China tidak akan sama rasanya dengan makanan China di Amerika karena seleranya sudah dibikin selera Amerika.

 

“Begitu juga untuk musik dangdut, kita harus bisa bikin selera Amerika melalui musik dangdut dengan mencampur hiphop atau kita campur dengan bahasa Inggris. Karena kita tidak mungkin kita pakai pure dangdut asli klasik dangdut Indonesia tentu susah tidak sejajar, tapi kalau kita bisa bikin musik dangdut menjadi bagian culture Amerika, jadi musik dangdut dicampur hiphop atau musik Amerika lainnya, itu sangat mungkin sejajar dengan genre musik Amerika, “ tegas Rissa.

Rissa sudah melatih orang banyak sekali dari tahun 2007, sudah sekitar 500 orang untuk nyanyi dangdut, meski ia tidak bisa nyanyi dangdut. “Alhamdulillah, saya berhasil meyakinkan mereka untuk belajar menyanyi lagu dangdut. Meski kemudian yang konsisten mau rekaman lagu dangdut baru sekitar tujuh orang, “ tutur Rissa pennuh rasa syukur.

 

Rissa berpendapat, karakter orang Amerika sangat berbeda dengan karakter orang Indonesia. Orang Amerika luar biasa sekali dalam menghargai culture bangsa lain, dimana boleh dibilang dangdut itu tidak ngetop, tapi karakter mereka yang suka menghargai culture bangsa lain sehingga mereka mau mempelajari musik dangdut.

 

“Karakter mereka memang menghargai culture bangsa lain. Intinya sangat baik, karena dangdut kita menjadi lebih akrab, karena dangdut karakter asli mereka keluar, kalau tidak bagus ya mereka bilang tidak ingin musik seperti begini. Karakter mereka sangat friendly dan menghargai culture bangsa lain sangat luar biasa sekali, “ tegas Rissa lagi.

Harapan Rissa sepuluh tahun ke depan, ia ingin berhasil menjembatani dua negara untuk musik dangdut menjadi musik dunia dan dikenal di seluruh dunia, karena yang menyanyikan orang Amerika dan musiknya musik dangdut dari Indonesia,. “Saya rasa itu kolaborasi yang sangat luar biasa buat dua negara. Ke depannya banyak trafict yang mau ke Indonesia atau ke Amerika karena musik dangdut kita bisa kerjasama, “ ujarnya.

 

Ke depannya, sebagai contoh buat dunia, bahwa dari Amerika kita mempunyai program yang bisa dicontoh untuk segala macam bahasa, mungkin dimulai dari musik dangdut, tapi setelah itu bisa dilanjutkan dengan bahasa Korea, bahasa Rusia dan bahasa lainnya. Itu mimpin saya.

 

“Saya sangat berharap kepada Indonesia, untuk bisa membikin fenomenal dan menerima kita dari Amerika mengenai musik dangdut ini sehingga saya bisa maju untuk lebih besar lagi mempromosikan dangdut dari Amerika untuk dunia, “ pungkas Rissa Asnan sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :