Cafe Otonomi Berikan Kemerdekaan Rasa Penikmat Kopi

Sekarang semakin banyak cafe yang memanjakan para penikmat kopi. Bahkan cafe-cafe yang banyak bertumbuhan seperti jamur di musim hujan itu berlomba-lomba memberikan keistimewaan bagi para pecinta kopi sejati. Salah satu di antaranya, Cafe Otonomi yang memberikan kemerdekaan rasa penikmat kopi

 

Tapi sebelumnya perlu tahu sejarah asal muasal kopi yang hadir di Negeri Tercinta ini. Menurut tamsil (cerita) dari sumber yang terpercaya bahwa bibit kopi pertama di Indonesia dikirim oleh Gubernur Belanda di Malabar, India, yakni berjenis Arabika yang berasal dari Yaman. Bibit kopi itu dikirim kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) pada 1696. Namun sayang, bibit kopi itu gagal tumbuh akibat banjir di Batavia.

Di tahun 1711, barulah kopi berhasil ditanam dan diekspor dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company). Selama 10 tahun, budidaya kopi di Batavia terus berkembang pesat dan berhasil memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Belanda. Oleh sebab itu Belanda kemudian memperluas produksi kopinya ke beberapa daerah di Indonesia, seperti Aceh, Lampung, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara hingga Papua.

 

Nah, setelah tahu sejarah kopi, langsung Gaess, kita menuju ke Cafe Otonomi yang berlokasi di Jalan Garuda No. 6 Desa Kedokan Sayang, kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Ancer-ancernya, sebelah selatan Pasar Kemantran dan bersebelahan dengan POM Bensin Bumiharja atau tepatnya jalan Raya Balamoa arah Bongkok KM 3.

Cafe Otonomi ini berdiri sejak 2015 merupakan tempat kongkow kaum milenial di wilayah Kramat, Tarub, Kota Tegal dan sekitarnya. Bahkan saking terkenalnya cafe ini sosok selebritis seperti Mister Limbad (Magician) saat mudik ke Tegal rela menghabiskan waktunya berlama-lama di Cafe Otonomi milik Om Ade Bin Husen ini. Bukan hanya itu ternyata Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kuningan juga berlangganan minum kopi di cafe Otonomi ini. Apa kira-kira resep jitu yang mampu membetot naluri orang rela menempuh perjalanan jarak  jauh hanya untuk segelas kopi?

“Rata-rata mereka yang datang dari jauh ingin menikmati kopi dengan menu signature, yakni menu spesial Cafe Otonomi yang tidak dapat dijumpai di kedai kopi lain,” tutur Mas Alan peracik kopi di kedai ini.

Bicara soal menu, Gaess, Cafe Otonomi memang menyediakan berbagai menu, selain menu spesial Signature, ada juga menu Espresso Based, Milk Shake, Squash (minuman bersoda) dan Manual Brew. Menu Espresso Based adalah menu dengan bahan dasar Espresso baik hangat maupun dingin, sedangkan Manual Brew adalah menu dengan bahan dasar kopi jenis Arabika dan Robusta. Deretan kopi Indonesia Specialty Coffee atau Kopi Khas Nusantara yang tersedia di cafe ini komplit, mulai Java Coffee, Aceh Gayo, Arabica Papandayan, hingga Kopi Tegal Gunung Slamet, semua ada.

Kopi-kopi itu diambil langsung dari para Petani kemudian diproduksi sendiri dengan mesin roasting canggih sehingga kopi yang dihasilkan di Cafe Otonomi semuanya fress roasting.

 

“Semua proses pembuatan kopi di sini menggunakan glinder atau mesin penggiling sehingga tingkat kehalusannya bagus dengan kualitas rasa sangat terjaga. Kami juga memisahkan gula (cair) dengan kopi dalam penyajiannya, tujuannya agar penikmat kopi menentukan kemerdekaan rasa sendiri,” terang Ade Bin Husen sang pemilik kepada Kabare Tegal di lokasi.

Ohya, Gaess.. Cafe Otonomi sendiri berada di teras depan Rumah Makan Dapoer Rasa yang memiliki bangunan megah dan luas didukung halaman parkir yang juga luas, ada Mushola, Toilet mewah, tempat lesehan luas cukup untuk 150-an orang dan tersedia Wifi. Bahkan bersebelahan dengan Cafe Otonomi terdapat konter yang menjual Vapor (rokok elektronik) dengan berbagai varian aroma buah. Hebatnya lagi cafe ini sering menggelar acara Pentas Seni untuk amal, terakhir adalah Pentas Kolaborasi Monolog dan Musik Jalanan guna menggalang dana bagi Korban Gempa Palu yang dibarengi Tausiyah Agama Islam.

 

“Yah. Waktu acara itu, terkumpul dana amal untuk korban Gempa Palu lebih dari 3 juta,” tutur Apito Lahire yang menjadi salah satu penampil pada acara tersebut.

Malam yang didera hujan lebat dengan guntur sambung menggelegar menjadi saksi perbincangan Kabare Tegal, Apito Lahire dan Ade Bin Husen terkait tempat usahanya itu. Sang pemilik yang masih muda dengan tubuh gempalnya kemudian berbicara mengenai harga kopi di Cafe Otonomi. Patokan harga berkisar antara 12 ribu hingga 15 ribu tergantung menu yang dipesan. Selain kopi dengan berbagai pilihan menu tersedia juga macam-macam snack, seperti kentang, singkong crispy, mendoan dan lain-lain.

 

“Pokoke Cafe Otonomi jempol dah! Bagimu Kopimu dan Bagiku Kopiku. Bikinin kopi, dong!” pinta seseorang yang baru turun dari kendaraan sambil berlari menghampiri kami. Orang tersebut ternyata Edian Munaedi sutradara Teater Stasiun Jakarta yang tengah berada di Tegal dan memang sudah janjian untuk datang ke Cafe Otonomi yang kesekian kalinya.

 

Bagaimana Gaes? Siapkah kamu bersama komunitasmu  kongkow di Cafe Otonomi? Tinggal menghubungi nomor WA di bawah ini. Beress!

 

Kontak Person Ade Bin Husen : 0812 9449 2886.

 

Reporter: Julis Nur Hussein

Editor: Akhmad Sekhu

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :