Nagaswara Music Somasi Gen Halilintar Terkait Lagu ‘Lagi Syantik’

Siapa yang tidak jengkel kalau lagu miliknya didaur ulang dan diubah syairnya tanpa ijin. Hal itu yang dirasakan Nagaswara Music pemilik syah lagu ‘Lagi Syantik’ yang dipopulerkan Siti Badriah, tiba-tiba direkam ulang oleh Gen Halilintar tanpa ijin.

 

“Gen Halilintar masih menganggap sepele soal cover version dan juga merubah syair lagunya. Makanya kami somasi,” ujar Rahayu Kertawiguna CEO Nagaswara ketika dihubungi via ponselnya Rabu malam (5/2/2020)

Rahayu Kertawiguna CEO Nagaswara (Foto: Istimewa)

Dengan ulah Gen Halilintar, membuat Label Nagaswara Music geram terhadap keluarga Gen Halilintar, terkait permasalahan hak cipta dan kekayaan intelektual. Keluarga Gen Halilintar dituding telah melanggar UU Hak Cipta terkait lagu ‘Lagi Syantik’ yang dipopulerkan oleh pedangdut Siti Badriah, pada tahun 2018 silam

 

Kuasa hukum Nagaswara, Yos Mulyadi ketika dihubungi via ponsel mengatakan bahwa persidangan sudah berjalan sebanyak lima kali selama ini. “Selama persidangan pihak Gen Halilintar sama sekali tidak hadir dan sepertinya pihak Gen Halilintar  sudah menunjuk kuasa hukum, dan kemarin sudah merelease, yang intinya kurang lebih akan ada upaya perdamaian. Jadi pihak kami akan tunggu dan lihat upayanya seperti apa, pada prinsipnya kami akan mendengar setiap upaya penyelesaian permasalahan hak cipta ini. Jadi kita akan tunggu itikad baiknya untuk perdamaian, Sembari peroses persidangan tetap di berjalan, ” jelas Yos Mulyadi.

Kuasa hukum Nagaswara, Yos Mulyadi (Foto: Istimewa)

Lebih lanjut, Yos menambahkan selama 5 kali persidangan berlangsung di Pengadilan Tata Niga Jakarta Pusat, Pihak Gen Halilintar tidak pernah hadir di Persidangan. “Selama persidangan pihak tergugat dalam hal ini Gen Halilintar tidak pernah hadir,” tandas Yos Mulyadi.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *