HUT Ke-44, SENAWANGI Dekatkan Seni Wayang Pada Generasi Muda Lebih Progresif

KabareTegal.com, Jakarta – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 (12 Agustus 1975 – 2019) menjadi momen penting bagi Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI) untuk melakukan renungan bersama bagi penggiat seni wayang untuk menumbuhkan kepekaan murani. Tak hanya itu saja, dalam perayaan HUT tersebut SENA WANGI juga telah berupaya untuk mendekatkan seni wayang kepada generasi muda dengan cara yang lebih progresif.

 

Kehadiran komunitas dan berbagai kantong budaya memang sangat penting dan menjadi urgen sekali sebagai katalisator kebudayaan; penguat ketahanan dan identitas kebangsaan.

 

kaya budaya

“Sudah lama negeri kita dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya,” kata Ketua Umum SENA WANGI, Drs. Suparmin Sunjoyo, kepada wartawan di acara syukuran HUT Ke-44 SENA WANGI, di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (16/08/2019).

 

Lelaki kelahiran Banyumas, 28 Maret  1943, itu menerangkan, bahwa Keragaman budaya dengan corak multikultur-nya sudah menjadi brand mengagumkan. “Pada titik inilah sebuah komunitas budaya yang sekaligus sebagai salah satu pemangku kebudayan bisa mengambil peran, “ terang Suparmin.

 

Menurut Suparmin, SENA WANGI kini genap berusia 44 tahun (12 Agustus 1975 – 2019). “Hal ini menjadi momentum ulang tahun ini dapat menjadi ingatan bagi para penggiat budaya untuk terus menampilkan entitasnya sebagai elemen humaniora yang mampu menumbuhkan kepekaan nurani, “ ungkapnya.

 

Sebagai lembaga konservasi, preservasi, dan inovasi seni pewayangan, lanjut Suparmin, SENA WANGI telah melakukan berbagai langkah. “Oleh karena itu, karya kesenian setidaknya dapat menjadi mata rantai ikon peradaban bangsa yang santun, terhormat, dan bermartabat. Dalam skala mikro para pelaku seni dan budaya agaknya perlu sigap menangkap berbagai momen globalisasi,” paparnya.

Foto: Istimewa/ Dok Senawangi

lebih progresif

Pada saat yang sama, Ketua Bidang Humas dan Kemitraan SENA WANGI, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM menjelaskan, SENA WANGI telah berupaya mendekatkan seni Wayang kepada generasi muda dengan cara yang lebih progresif. Termasuk ikut mencegah korupsi dan menanggulangi korban narkoba melalui berbagai proses kreatif seni wayang, yang melibatkan anak-anak muda.

 

Periode lima tahun berjalan, terang Eny, pengurus SENA WANGI telah melakukan berbagai kegiatan. Upaya tersebut diantaranya menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), melakukan sosialisasi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

 

“Sesuai tuntutan zaman, kesenian Wayang harus dikembangkan secara inklusif. Lebih terbuka terhadap nilai-nilai baru yang lebih mudah diterima masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis yang dibawanya. Masalah pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba misalnya, pesannya dapat disisipkan saat pertunjukan Wayang,” ujar Eny Sulistyowati.

 

Pengurus SENA WANGI, lanjut Eny, terus berupaya bagaimana mengenalkan kesenian Wayang di kalangan anak muda atau ’kids zaman now’, baik dari segi konten maupun konteksnya. “Budaya adiluhung ini dapat dikenal, diturunkan, dan diwariskan kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujarnya.

 

Pencapaian SENA WANGI lainnya, kata Eny, adalah pengakuan Negara dan penetapan tanggal 7 November sebagai ‘Hari Wayang Nasional’ yang telah ditanda tangani Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.

 

“Pengakuan ini merupakan perjuangan panjang SENA WANGI. Dari mulai proses pengusulan (tahun 2001-2003), hingga penerimaan penghargaan UNESCO, Wayang Indonesia sebagai a asterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity di Paris tanggal 7 November 2013. Maka tanggal itulah yang kemudian kami usulkan sebagai Hari Wayang Nasional,” terang Eny.

 

Perayaan HUT Ke-44 SENA WANGI, lanjut Eny, menjadi momentum pihaknya untuk kembali meresume apa yang sudah dan belum dilakukan SENA WANGI. Antara lain, penetapan renstra (rencana strategis), jangka panjang pengembangan pewayangan Indonesia, tahun 2010 hingga tahun 2030.

 

SENA WANGI juga telah mendorong terbentuknya sejumlah organisasi pewayangan, antara lain; PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), APA (ASEAN Puppetry Association) Indonesia, UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia).

 

“SENA WANGI secara aktif mengikuti Festival Wayang Internasional, serta menerbitkan berbagai buku dan ensiklopedi Wayang Indonesia. Secara berkala SENAWANGI juga menyelenggarakan pergelaran; Teater Wayang Indonesia (TWI), dan Festival Wayang Indonesia (FWI) setiap tahun,” papar Eny.

pentas wayang

Menandai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 SENA WANGI tahun ini, panitia pelaksana menggelar pertunjukan Wayang Kulit dengan lakon, ”Sri Sadana”  bersama Dalang Ki H. Manteb Soedarsono. Pergelaran Wayang semalam suntuk diadakan di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jum’at (16/08/2019).

 

“Esensi makna yang tersirat dalam cerita ini sangat relevan dengan budidaya pangan dan kesuburan tanah Nusantara. Pentingnya perbaikan dan peningkatan perekonomian nasional melalui pangan. Selain perayaan HUT Ke-44 SENA WANGI, pergelaran wayang ini sekaligus dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia,” ujar Yatto HS, SH., MM, selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 SENA WANGI.

 

Pergelaran wayang kulit yang diselenggarakan kerjasama antara SENA WANGI, PEPADI, Gedung Pewayangan, dan Yayasan Putro Pendowo ini, ditayangkan life streaming serta ditonton langsung oleh warga dunia di 26 Negara.

 

“Bukti seni Wayang masih dicintai anak muda, malam ini ikut nonton para Penggemar Sejati Manteb Sudarsono (PSMS) yang berdatangan dari seluruh Indonesia,” ujar Eny menambahkan.

 

Hadir di acara ini para dalang, seniman, budayawan, serta pejabat terkait, antara lain; Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Didik Suhardi, Ph.D, mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

Turut hadir Dr. Ir. Pamuji Lestari, M.Sc (Asisten Deputi Warisan Budaya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI), Komjen Pol. Drs. Heru Winarko, SH, (Kepala Badan Narkotika Nasional), Mayor Jenderal  TNI (Purn) Drs. Hendardji Sopeandji SH, (Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara).

 

Hadir juga Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI) dan Ketua Presidium APA (ASEAN Puppetry Association), H. Kondang Sutrisno, SE, (Ketua Umum PEPADI), Drs. TA. Dubes Samodra Sriwidjaja (Presiden UNIMA Indonesia), Ir. Luluk Sumiarso (Ketua Umum PEWANGI), Dr. Sri Teddy Rusdy, SH. M.Hum,  serta para tamu penting lainnya. (AS/EK)

Foto: Istimewa/ Dok Senawangi

 

 

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :