Teater RSPD Siap Pentaskan Mantu Poci di Taman Budaya Tegal

KabareTegal.com, Tegal – Setelah sukses meraih tiga penghargaan di ajang Festival Teater Daerah ke 8 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yakni Penghargaan Penyaji Terbaik, Sutradara Terbaik dan Aktor Terbaik, Teater RSPD Kota Tegal siap mementasakan naskah Mantu Poci karya Seful Mu’min di Teater Arena Taman Budaya Tegal.

 

“Pementasan Mantu Poci merupakan pentas produksi ke 67, yang saya harapkan mampu diapresiasi oleh Pemerintah Kota Tegal dan masyarakat Kota Tegal, “ kata Yono Daryono selaku sutradara pementasan tersebut. Kamis (22/8/2019).

Lelaki kelahiranTegal, 25 Maret 1955, itu membeberkan, bahwa kota Tegal memiliki beberapa kebudayaan yang ada didalam masyarakat, tidak dipungkiri kebudayaan tersebut ada yang luput dari pandangan dan saat ini banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya. “Oleh karenanya Teater RSPD Kota Tegal akan menghadirkan sisi menarik dari kebudayaan masyarakat Kota Tegal dalam pementasaan teater Mantu Poci, ini pertunjukan yang enak dan perlu ditonton,’’ beber penerima Penghargaan Pakarti Seni dari Wali kota Tegal (2008).

 

“Mantu Poci merupakan sebuah gelar adat di daerah pesisir Kota Tegal, yaitu melangsungkan pesta perkawinan antara sepasang poci tanah, “ imbuhnya.

 

Menurut Yono, tradisi Mantu Poci dilaksanakan apabila ada pasangan suami-istri yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan, namun berniat menggelar pesta hajatan. “Maka sebagai pengganti mempelainya adalah sepasang poci raksasa yang dihiasi dan didandani layaknya sepasang pengantin, “ paparnya.

Yono menyampaikan bahwa pertunjukan tersebut nantinya akan dilaksanakan di Teater Arena Taman Budaya Kota Tegal. ‘’Kami akan pentas pada hari Jum’at tanggal 30 Agustus 2019 yang terbagi dari dua sesi, sesi pertama untuk pelajar dan mahasiwa pukul 16.00 dan sesi kedua untuk umum pukul 19.30,’’ pungkas Yono Daryono.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *