Kisah Inspiratif Edi Zarkasih Sukses Bisnis Catering & Aqiqah

Selalu ada peluang bagi orang yang mau berusaha. Yang penting punya niat, kemauan, semangat kerja keras dan kerja cerdas untuk merubah nasib yang lebih baik. Sebagaimana tuntunan dalam Kitab Suci Al-Quran, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).

 

Demikian juga dengan Edi Zarkasih, sosok inspiratif yang awalnya ketidaknyamanan kerja pada orang lain, yang kemudian menerbitkan inspirasi dirinya untuk merubah nasib yang lebih baik dengan suksesnya bisnis catering dan aqiqah.

“Inspirasi awal bisnis catering dan aqiqah saya bermula dari ketidaknyamanan saya di dunia kerja yang saat itu saya jalani, bekerja di bawah tekanan dan praktis tanpa jenjang karir, “ kata Edi Zarkasih menuturkan awal memulai bisnis catering dan aqiqah kepada KabareTegal, Rabu (29/1/2020).

 

Lelaki kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, 14 Oktober 1978 itu menerangkan, kemudian ia hunting dengan mengunjungi beberapa teman yang sudah berhasil dalam usahanya. “Dan jatuhlah pilihan saya pada bisnis catering aqiqah dengan alasan satu sisi bisnis ini mempunyai prospek yang menjanjikan dan sisi yang lain adalah usaha ini ada nilai dorongan spiritualnya, yaitu menghidupkan kembali Sunnah Ibadah aqiqah yang merupakan satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh agama Islam, “ terang anak dari Bapak Kyai Suja’i dan Ibu Daryunah.

 

Lebih lanjut, Edi menyampaikan rasa syukurnya dengan kesuksesan bisnis yang penuh berkah itu. “Alhamdulillah bisnis catering dan aqiqah saya sudah berjalan kurang lebih 12 tahun dengan karyawan tetap 12 orang dan karyawan freelance tak terbatas yang tentu sesuai kebutuhan dan kapasitas produksi, “ tutur suami dari Riyani dan ayah tiga anak, Syamil Musyaffa Zarkasih El Syuja’i, Sumayyah Al Afiqoh Zarkasih dan Ttaqif Muhammad Zarkasih, itu penuh rasa syukur.

Selain bisnis Catering, Edi juga menjalankan bisnis lainnya yang menyiratkan karakter orangnya pekerja keras menggunakan peluang dengan sebaik-baiknya. “Ada side bisnis juga yang kami jalani, yaitu distributor obat produk herbal,” ungkapnya mantap.

 

Menurut Edi, tantangan dalam bisnis catering itu completed, di antaranya adalah maintenance SDM yang sesuai dengan SOP. “Persaingan usaha yang semakin banyak dan tentunya adalah menjaga kesetiaan pelanggan serta manufer marketing yang harus ada setiap saat, “ paparnya.

Saat ditanya, pengalaman apa yang paling berkesan selama bisnis Catering? Dengan tenang dan penuh keyakinan, Edi memberikan jawaban, “Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika kita berkompetisi adu rasa di kantor pajak Pratama 2 Gambir Jakarta Pusat, dan Alhamdulillah team catering saya Thoyyibah Aqiqah dan Catering sebagai pemenang dan makanannya paling terfavorit dan didatangi para pengunjung.”

 

Menjalani pekerjaan tentu ada suka-dukanya. Begitu juga dengan Edi mengalami suka-suka selama bisnis Catering. “Yang jelas banyak sukanya. Banyak bermanfaat buat orang lain itu yang paling utama. Dukanya paling kalau lagi dikomplain oleh konsumen atau pelanggan, “ paparnya sabar.

Harapan Edi ke depan dalam dunia bisnis Catering. “Harapannya catering dan aqiqah tetap eksis sampai kapanpun dan terwujud pengembangan usahanya. Di antaranya, membuat EO yang berhubungan dengan catering, pembuatan pusat farm, membuka restoran khas masakan kambing dan domba, “ kata Edi penuh harapan.

 

Menurut Edi mengenai karakter masyarakat desa Jatibogor dibanding dengan masyarakat desa lainnya. “Desa Jatibogor, desa yang saya cintai, tanah kelahiran Bumi Pertiwi. Secara kultural masyarakat Jatibogor itu agamis, walaupun untuk saat ini mengalami pergeseran nilai, yang kalau boleh saya nilai sisi agamisnya mulai menurun dan cenderung ke arah “kapitalisme”.

Edi memandang dan menyikapi perubahan dan perkembangan yang terjadi di desa Jatibogor, bahwa Desa Jatibogor dinilainya dalam keadaan kurang sehat. “Ada beberapa faktor, seperti di antaranya, pertama, dampak Pilkades yang masih terbawa sampai saat ini. Kemudian, kedua, kurangnya figur sentral yang menjadi guru kemasyarakatan, yang mampu menjadi problem soulver bagi masyarakat jatibogor, yang tentunya mempunyai kharisma dan wibawa yang mumpuni, “ tegas Edi.

 

Adapun, impian dan harapan Edi terhadap desa Jatibogor untuk 10 tahun ke depan. “Impian saya kembali jatibogor ke kultur awal, yaitu Desa Jatibogor yang agamis,d inamis dan berkemajuan yang ber-Akhlakul Karimah, “ pungkas Edi Zarkasih sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :