Gelar Moci, IMT Ciputat Bahas Resesi di Tengah Pandemi

KabareTegal, Tegal – Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat menggelar program kerja Momen Cerdas IMT Ciputat (Moci) terkait resesi di tengah pandemi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (12/9) via Google meeting dengan tema “Indonesia diambang resesi”

 

Moci kali ini menghadirkan Muh. Ali Musthafa sebagai pembicara dengan dimoderatori oleh Muhammad Ilkham.

“Indonesia bisa mengalami resesi karena sifat pandemi ini secara global. Resesi terjadi karena virus Corona yang melanda dunia saat ini. Sebagai contoh Amerika yang ekonominya stabil saja bisa mengalami resesi, “ kata Muh. Ali Musthafa.

 

Lebih lanjut, Muh. Ali Musthafa menerangkan, Namun pada kondisi saat ini penyembuhan virus menjadi fokus utama yang harus dilakukan pemerintah. Kebijakan yang telah diambil pemerintah Indonesia juga sudah bisa dinilai cukup efektif.  “Sedangkan untuk terjadi depresi ekonomi di Indonesia itu tidak akan terjadi karena kondisi neraca perdagangan sebelum pandemi defisit nya 2℅ dan sesudah pandemi mengalami kenaikan, “ terang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Jurusan Ekonomi Syariah UIN Jakarta.

 

Muh Ali Musthofa melihat dari fundamental ekonomi negara. Indonesia membutuhkan waktu 1 kuartal atau tiga bulan untuk menormalkan kembali ekonomi di Indonesia. “Sedangkan untuk lebih tinggi ekonominya butuh waktu 2 kuartal (6 bulan) atau bisa satu tahun, “ ungkapnya mantap.

Menurut Muh Ali Musthofa, engaruh resesi di Indonesia bisa dikatakan cukup signifikan karena dapat mengurangi tingkat produksi dan konsumen, mempengaruhi investasi riil dan anyak modal yang mengalami penurunan.

 

“Tetapi dampak terjadinya resesi ini membuat Indonesia bisa mengembangkan/menaikan ekonomi dari 0. Karena semua negara ikut berdampak. Resesi ini juga bersifat global sehingga dalam hal ini bisa dipastikan banyak pihak yang dirugikan, “ tegasnya.

 

Pada akhir moci ini pemateri berpesan, “Mari siapkan dana darurat, lunasi cicilan, dan kurangi sikap konsumtif, agar bisa mengurangi dampak resesi pada diri sendiri.”

 

Moci membahas resesi ini diikuti sekitar 20 lebih peserta, dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam. (Istimewa)

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *