KabareTegal – Warteg sekarang naik kelas, tak lagi dipandang sebelah mata, dan semakin diperhitungkan sebagai tempat kuliner yang bersih, rapih dan lengkap menunya, serta instagramable yang kekinian. Hal tersebut dilakukan Sayudi, pengusaha Warteg Kharisma Bahari Group yang sekarang sudah punya lima merek, yaitu Warteg Kharisma Bahari, Mamoka, Subsidi, dan Selaras.
Warteg Kharisma Bahari Group sukses dengan sistem franchise-nya yang jumlahnya ribuan warteg se-Jabodetabek. Bahkan sudah ekspansi ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia, mulai dari Palembang, Semarang, Kudus, Surabaya, hingga Bali. Tidak menutup kemungkinan, warteg akan mendunia.
“Warteg Kharisma Bahari Group sekarang kita punya lima merek, yaitu Warteg Kharisma Bahari, Warteg Mamoka Bahari, Warteg Subsidi Bahari, dan Warteg Selaras Bahari, “ kata Sayudi, pengusaha Warteg Kharisma Bahari Group, kepada wartawan, Sabtu (25/5/2022).
Lebih lanjut, Sayudi menerangkan, yang paling tertinggi minatnya masih tetap Warteg Kharisma Bahari dan Warteg Mamoka Bahari. “Karena awalnya Warteg Kharisma Bahari, jadi lebih dikenal orang, kemudian Warteg Mamoka Bahari, “ terangnya.
Menurut Sayudi, Warteg Kharisma Bahari Group sudah sekitar kurang-lebih 1000 warteg yang tersebar ke seluruh Jabodetabek. “Kalau dulu, visi kita adalah mewartegkan Jabodetabek, tapi sekarang mewartegkan Indonesia, “ bebernya.
Mewartegkan Indonesia, kata Sayudi, dilakukan karena pihaknya sudah ekspansi keluar dari Jabodetabek. “Sudah tersebar ke berbagai wilayah seluruh Indonesia, mulai dari Palembang, Semarang, Kudus, Surabaya, Bali, “ paparnya.
Sayudi mengaku masalahnya terbentur SDM. “Sebenarnya ada permintaan buka warteg di Papua, tapi masalahnya terbentur SDM. Juga ada permintaan buka warteg di Arab Saudi dan Korea Selatan, mungkin ke depannya ada bentuk kerjasama dengan penanganan sistim management yang baru, “ harapannya.
Saat ditanya, bagaimana tanggapan Anda sekarang banyak yang meniru? Dengan tenang, Sayudi menerangkan, “Ya, tidak apa-apa, itulah bisnis, dilihat warteg yang kita buat bagus pasti kemudian banyak orang yang meniru, dan itulah satu bukti kalau warteg kita banyak disukai orang, hingga kemudian banyak yang meniru. Kita rata-rata kenal dengan mereka karena memang satu daerah.”
“Persaingan pada awalnya tidak mengenakkan, tapi sebenarnya menyehatkan, kita berpikir untuk update mengikuti perkembangan zaman dengan kita memperbarui terus, seperti ada AC, ataupun sistem gesek, “ imbuhnya.
Planning ke depan, kata Sayudi, Warteg Kharisma Bahari Group akan ditangani lebih profesional. “Kita akan bentuk kerjasama dengan berbagai pihak untuk membentuk PT Warteg Kharisma Bahari Group, dari sekarang tradisional, tapi kemudian nanti akan ditangani secara profesional.“ ujarnya.
Sayudi menyampaikan untuk bergabung dengan Warteg Kharisma Bahari Group itu mudah dan sederhana. “Tahapannya, kontak kami. Kemudian, kalau tim marketing sudah cocok nanti ada DP 5 juta. Tapi DP ini tidak hilang. Setelah dapat lokasi barulah penetapan biaya franchise sesuai dengan besar-kecilnya renovasi kios, estimasinya sekitar 130 juta sampai 160 juta. Itu sudah termasuk di dalamnya modal, pembantu, kulkas, TV dan lain-lain. Kalau secara keseluruhan dengan kontrak kiosnya 200 juta, “ paparnya panjang lebar.
Info lengkap franchise Warteg Kharisma Bahari Group: https://wartegkharismabaharigroup.com
nyanyi
Selain menangani warteg, Sayudi juga merambah dunia nyanyi dan sudah 25 lagu yang dinyanyikannya. Bahkan sekarang rutin merilis 3 lagu tiap bulannya. “Hal itu dilakukan setelah saya sering diundang di berbagai stasiun TV, banyak yang menawari saya nyanyi, “ ungkapnya mantap.
“Saya mengangkat para penyanyi panggung agar mereka punya lagu, bahkan saya khusus penyanyi duet, “ imbuhnya.
Sayudi menyebut tujuannya menyanyi hanya sekedar untuk menyalurkan hobi. “Setiap nyanyi juga saya menyebutkan dan menuliskan franchise Warteg Kharisma Bahari Group di Youtube-nya jadi sekaligus ini promosi sebagai trik marketing, “ tegasnya.
Dalam setiap lagunya, Sayudi mengangkat berbagai tema, mulai dari profesinya di warteg. Juga mengangkat nama istri, kedua orang tua, hingga anaknya. “Terbaru nanti tentang nama desa kami, ‘Kenangan di Sidakaton’ yang mengangkat tentang petani bawang merah dan warteg, “ pungkasnya sumringah.
Luxury horology continue to captivate for many compelling factors.
Their artistic design and legacy set them apart.
They symbolize power and exclusivity while mixing purpose and aesthetics.
Unlike digital gadgets, their value grows over time due to scarcity and quality.
https://arabicbezel.livejournal.com/
Collectors and enthusiasts respect the legacy they carry that no digital device can match.
For many, having them signifies taste that goes beyond fashion.
Ce modèle Jumbo arbore un boîtier en acier inoxydable ultra-mince (8,1 mm d’épaisseur), équipé du calibre automatique 7121 offrant une autonomie étendue.
Le cadran « Bleu Nuit Nuage 50 » présente un motif Petite Tapisserie associé à des chiffres luminescents et des aiguilles Royal Oak.
Une verre inrayable traité garantit une lisibilité optimale.
ap royal oak 15202
Outre l’heure traditionnelle, la montre intègre une fonction date à 3h. Étanche à 5 ATM, elle résiste aux activités quotidiennes.
Le bracelet intégré en acier et la lunette octogonale reprennent les codes du design signé Gérald Genta (1972). Un boucle personnalisée assure un maintien parfait.
Appartenant à la collection Extra-Plat, ce garde-temps allie savoir-faire artisanal et esthétique intemporelle, avec un prix estimé à ~70 000 €.
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.