KabareTegal – Sebuah usaha tentu membutuhkan wadah organisasi untuk memberdayakan usahanya.
Begitu juga dengan HiPWIn yaitu Himpunan Pengusaha Warteg Indonesia, yang menjadi wadah organisasi dari para pengusaha warteg untuk memberdayakan usaha-usaha warteg.
Demikian yang sedang serius ditangani Ketua Umum HiPWIn Rojikin Manggala dalam memimpin berlangsungnya HiPWIn untuk memberdayakan usaha-usaha warteg.
“Awal mendirikan HiPWIn pada tanggal 29 Juni 2022 di Tangerang, “ kata Ketua Umum HiPWIn Rojikin Manggala kepada wartawan, di Warteg Indo Bahari, Jl. Kecubung Raya No, 07, RT 05/RW 07, Bencongan Indah, Kec. Klp, Dua. Kab. Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2023).
Lebih lanjut, Rojikin menerangkan para pendiri HiPWIn.
“Rojikin Manggala, H. Mulyadi, Haji Warto, Tafsir Qosim, H MS Wakan dan para perwakilan kordinator wilayah sejabodetabek, “ terangnya.
Menurut Rojikin, visi HiPWIn, yakni memberdayakan usaha-usaha warteg untuk meningkatkan peran para pedagang warteg atau kuliner sejenisnya untuk mendukung dunia usaha yang produktif
“sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi kerakyatan, “ tuturnya penuh kemantapan.
Kemudian, kata Rojikin, misinya, pertama, mengoptimalkan dan memberdayakan usaha warteg para anggota untuk disinergikan dalam suatu pemberdayaan dalam suatu pemberdayaan ekonomi kerakyatan sehingga membentuk perekonomian yang kuat dan tangguh dalam memenangi dunia usaha.
Kedua, membentuk badan usaha koperasi yang sehat sehingga dapat memperoleh harga bahan pokok yang murah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh anggota.
Ketiga, mengkondisikan kantor kesekretariatan.
Keempat, meningkatkan produktivitas dengan mengembangkan sinergi dan partisipasi anggota dalam mengelola usaha-usaha warteg.
Kelima, memantapkan usaha-usaha warteg dengan mendampingi merapihkan administrasi perijinan usaha anggota.
Rojikin menyebut HiPWIn berperan serta membantu pemerintah untuk menjalankan program-program pemberdayaan sehingga HiPWIn berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan para pedagang warteg.
Program-program HiPWIn, antara laun, pertama, pendampingan administrasi perijinan usaha, NIB, NPWP, Sertifikat Halal, hak merek.
Kedua, perlindungan tenaga kerja (BPJS TK)
Ketiga, rantai pasok bahan pokok murah.
Keempat, standardisasi tampak depan warteg.
Kelima. akses permodalan /pembiayaan.
Keenam, pelatihan UMKM.
Ketujuh, membuka lapangan kerja.
Menurut Rojikin, tantangan dalam mengelola HiPWIn, yakni harga bahan pokok sering naik dengan harga yang sangat tinggi.
“Jadi kami harus mencari mitra bahan pokok murah, mencari mitra untuk standarisasi tampak depan warteg, dan era digitalisasi, “ bebernya.
Ditanya apa suka-duka dalam mengelola HiPWIn?
Dengan tenang, Rojikin memberikan jawaban. “Sukanya, kami dapat berkumpul dalam satu tujuan saling berbagi pengalaman dan musyawarah terkait usaha warteg yang ada di Jabodetabek.”
“Sedangkan, dukanya, harga bahan pokok naik, omset turun, “ paparnya.
Bagi Rojikin, pengalaman yang paling berkesan selama mengelola HiPWIn,
“Acara halal bihalal di Tegal, kopdar akbar dan silaturahmi akbar, “ ujarnya.
Harapan Rojikin ke depan, HiPWIn dapat menjadi wadah bagi para pedagang warteg se-Indonesia dan menjadi akses segala persoalan pedagang warteg.
“HiPWIn adalah himpunan pedagang warteg Indonesia sebagai wadah para pedagang warteg di seluruh Indonesia yang ikut bergabung, “ ungkapnya mantap.
“HiPWIn tidak terlibat dalam politik praktis, “ pungkas Rojikin Manggala tegas.***