Tipe orang kreatif itu selalu gelisah ingin terus berkarya. Bahkan dalam keterbatasan gerak #dirumahaja justru semakin terpacu untuk terus membuat karya baru. Demikian yang tampak pada diri Totos, seorang pelawak yang wajahnya selalu muncul dalam berbagai iklan.
Sosok Totos memang mulai dikenal masyarakat melalui kemunculannya dalam iklan rokok sebagai sosok tokoh Jin yang muncul dengan tiba-tiba, berpakaian beskap lengkap (pakaian adat Jawa dengan blangkon) sambil berkata “Kuberi satu permintaan”. Iklan tersebut dirilis tahun 2008 dan kemudian diikuti versi-versi selanjutnya.
“Pengalaman #dirumahaja pada awal minggu pertama pertama begitu menggelisahkan. Karena keinginan dan badan sudah terbiasa tidak di rumah selama itu. Tapi karena memang anjuran pemerintah harus dijalanin, “ kata Totos Rasiti menuturkan pengalamannya selama stay at home di masa darurat Corona, Selasa (28/4/2020).
Lelaki kelahiran Tegal, 24 Agustus 1971 itu lebih lanjut menerangkan, masuk di atas minggu kedua kerinduan syuting dan berkarya mulai muncul. “Maka ide membuat video dengan tema “kejenuhan” muncul. Bersama istri yang jadi kameramen dadakan mulai dibuat. Jadilah satu video tentang “kejenuhan” ‘terpenjara’ di rumah. Video tersebut, saya share ke medsos dengan reaksi viewers yang lumayan, “ ungkap pemilik nama lengkap Teguh Sugiarto itu bangga.
Menurut Totos, virus corona pada awalnya ia anggap seperti virus flue burung sebelumnya. “Tapi kali ini ternyata lebih serius dari itu. Korban meninggal lebih banyak, “ beber jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan jurusan teater..
Totos menyikapi virus corona tentunya lebih waspada tapi juga tidak paranoid dari itu. “Meskipun banyak kabar tentang virus itu yang mempengaruhi sikap saya, tapi akhirnya saya memulai menyeleksi berita-berita tentang virus itu apalagi berita hoax tentang virus itu, “ paparnya.
Saat ditanya, apa yang dilakukan agar terhindar dari virus Corona? Dengan tenang, Totos memberikan jawaban, “Satu-satunya cara saya menghindar ya cuma mengikuti anjuran pemerintah, menjaaga social distancing dengan tetap berada di rumah.”
Saran Totos terhadap masyarakat, yakni ikuti anjuran pemerintah dan jangan bersikap ngeyel dan mengentengkan akibat yang ditimbulkannya. Masih banyak orang-orang bergerombol dan masih banyak orang beribadah di dalam masjid. “Sosialisasi bahaya virus dan penyebarannya harus selalu diberikan biar warga memiliki pengetahuan tentang itu dan jadinya ngga ngeyel, “ paparnya.
Totos membantu warga masyarakat kurang mampu yang stay at home terdampak Corona. “Kadang-kadang istri suka masak atau dapet orderan chatering itu saya manfaatkan untuk membagi kepada tetangga yang sejujurnya mengalami dampak akibat dari ‘dirumahkan’ selama pandemi ini,” tuturnya prihatin.
Pendapat Totos mengenai penanganan pemerintah sekarang dalan menangani Corona, meskipun kadang terkesan terlambat, tapi ia percaya kalau pemerintah menjalankan kewajibannya melakukan penanganan. “Mungkin karena pemerintah bersikap hati-hati jadi terkesan lambat. Hanya masyarakat diminta untuk sabar menunggu keputusan dari pemerintah, “ tegas Totos.
Adapun, saran Totos pemerintah harus bersikap tanggap meskipun penuh ke hati-hatian. “Dan yang penting adalah kerjasama pemerintah pusat dan daerah yang sejalan dan warga yang harus disiplin menjalankan keputusan tersebut, “ pungkas Totos sumringah.