Film Horor ‘Tari Kematian’ Siap Tayang 6 Juli 2023 Mendatang

KabareTegal – Kita patut mengapresiasi sineas yang mau mengangkat kearifan lokal dalam karya filmnya.

Kali ini film ‘Tari Kematian’.

Sebuah film horror yang bikin merinding yang telah lama dinanti karya Bram Ferino.

Tentu saja bersama produser Afik Haryadi dari PH AFiCi Entertainment putra daerah Pangkal Pinang.

Film yang berdurasi 107 menit telah lolos sensor 13+ dari laman LSF.go.id dan tayang Kamis bulan depan 6 Juli mendatang.

“Ide dasarnya dari saya yang cetuskan judul, lalu ditulis oleh BRAM Ferino yang sekaligus didapuk jadi sutradaranya, alur cerita ini dibuat dari ruang fiksi namun ada beberapa konflik kita masukan sedikit kebudayaan lokal yang kita kembangkan,” jelas Afik kepada wartawan, Minggu (4/6/2023).

Lebih lanjut, Afik menerangkan bahwa film ini tidak berpatokan dengan budaya tertentu karena  kuatirnya akan menjadi polemik.

Menarik,  Tari Kematian  bernarasi akan kegigihan pelajar dengan keterbatasan kemampuannya sebagai penari.

 

Sinopsis Singkat;

Kinara (Clarice Cutie), seorang siswi kelas X SMA, bercita-cita ingin menjadi penari handal seperti ibunya.

Sementara ibunya, Diah (Lilis Suganda), mengalami gangguan delusional sejak kepergian suaminya.

Diah tidak mendukung keputusan Kinara untuk menjadi penari.

Apalagi Kinara tidak pandai menari hingga sering dijadikan bahan olokan teman-temannya di sanggar tari sekolah.

Kejadian aneh dialaminya saat ia sedang study tour ke sebuah pulau.

Ia mempelajari sebuah tarian kuno yang terlarang karena dinilai mematikan.

Kepulangannya dari pulau itu membuatnya jadi handal menari.

Namun, hal itu justru membuat nyawa teman-teman dan orang yang dicintainya terancam.

Lokasi syuting film ini berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Rumah produksinya sendiri baru berdiri tiga tahun lalu.

Beberapa produksinya yang pernah tayang di bioskop adalah Mimpi di Ujung Pati (Oktober 2021), dan Buyut (Juni 2022).

LSF mengklasifikasikan film Tari Kematian ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Produser Afik memastikan film ini karya bersama anak negeri dari Pangkal Pinang Babel yang ingin unjuk karya.

“Saya sangat berterima kasih ke pihak eksibhitor memberikan kesempatan atas karya dari daerah bersaing di pentas nasional, semoga diterima semua pihak, “ harapannya.

Adapun, sutradara muda energik Bram Ferino memastikan penonton akan dibuat merinding dengan adanya nyanyian/senandung yang terinspirasi dari Daek khas Bangka dan dipadu dengan lantunan sinden.

“itu semua dikemas dengan bahasa Bangka belitung membuat warna tak biasa dari irama lagu ini lebih kekinian, “ ungkapnya mantap.

Dalam Film Tari Kematian ini, musik yang digunakan terdengar seperti paduan Sinden Jawa dan Daek yang bisa menghipnotis siapapun yang mendengarnya.

Lirik yang disampaikan merupakan sebuah mantra pemanggil Arwah Dewi Batari, sosok penari Menyeramkan yang mengutuk siapapun yang melihatnya.

“Saya juga memastikan lokasi syuting Tari Kematian ini, berlokasi di sebuah Pulau di Bangka Belitung yang terkenal dengan kisah mistis asli dari daerah tersebut. Daerah pantai yang digunakan tersebut berada sangat jauh dari dermaga, semua crew dan pemain harus melewati Hutan Rimbun, menanjak perbukitan curam serta pantai bebatuan tajam yang tersembunyi dibalik Hutan,” jelas Bram lugas.

Lanjutnya, banyak sekali hal ganjil yang terjadi di lokasi saat take, khususnya di lokasi pulau.

Para crew dan pemain banyak mendapati beberapa gangguan seperti, crew melihat adanya kepala yang menggelinding dari atas bukit, kemudian pemeran hantu di film ini yang mendengar suara Daek persis seperti yang dinyanyikan olehnya sendiri.

Banyak sekali keganjilan lain seperti kesamaan yang tidak disengaja dari nama lokasi, nama pemain, dan bahkan kisah Hantu yang berada dipulau itu sama persis dengan yang ada di film.

Film Tari Kematian tayang di bioskop seluruh Indonesia 6 Juli 2023 mendatang.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :