Leony Berperan sebagai Reporter Dokumenter dari TV di Film Horor ‘Kolong Mayit’

KabareTegal – Leony Vitria Hartanti tampaknya semakin memantapkan diri berkarier dalam dunia akting dengan membintangi banyak film, di antaranya film “Identitas” yang membuatnya jadi nominator kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2009 dan Kategori Pemeran Utama Wanita Terfavorit di Indonesian Movie Awards (IMA) 2010.

Kali ini, Leony membintangi film horor ‘Kolong Mayit’ yang kini syutingnya sudah hampir selesai di daerah Ciapus, Bogor. Sebuah film produksi PH Rumah Semut Films dengan arahan sutradara Irham Acho Bahtiar yang diangkat dari salah satu thread di Kaskus berjudul Rarasukma.

“Dalam film ‘Kolong Mayit’, gue berperan sebagai Gita seorang reporter dokumenter dari TV, “ kata Leony kepada wartawan di sela syuting film ‘Kolong Mayit’ di daerah Bogor, Minggu (5/5/2024).

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Jakarta, 20 September 1987 itu menerangkan karakter Gita yang diperankannya ingin meliput budaya dan tradisi desa Kolong Mayit. “Dimana ada ritual yang dilakukan setiap 20 tahunan, “ terang mantan penyanyi cilik yang tergabung dengan grup Trio Kwek-Kwek bersama Dhea Ananda dan Alfandy.

Menurut Leony, ia tidak menemui kesulitan untuk memerangkan sebagai seorang reporter. “Dari kecil saya sudah menjadi presenter, tinggal membawa jiwa presenter lagi, jadi tidak ada kesulitan, “ bebernya.

Leony mengaku dirinya tidak penakut. Bahkan ia berani jalan sendirian sewaktu subuh saat keadaan masih sepi sekali. “Referensinya bagi gue mudah saja, yaitu nonton film horor dan memperhatikan ekspresi ketakutannya, “ paparnya.

Saat ditanya apakah mengalami kejadian mistis selama syuting film horor ‘Kolong Mayit’? Dengan tenang, Leony memberikan jawaban. “Gue lebih percaya ke energi, misalnya datang ke suatu tempat, energinya tidak enak, karena mungkin banyak energi negatif yang ditarik sama tempat itu, misalnya tempat ini angker karena orang-orang mempercayai angker.“

Bagi Leony, Bang Acho, sapaan akrabnya sutradara Irham Acho Bahtiar, dinilainya fleksible, rileks, dan bisa melihat situasi, walaupun skenario sudah jelas tapi masih bisa didiskusikan lagi sesuai dengan situasi jadi bukan tipe sutradara yang diktator. “Bang Acho sangat terbuka untuk kita diskusi ngobrolin adegan, karakter dan segala macam, kita tidak banyak scene yang diulang dan aman, “ tegasnya.

Leony menyampaikan, bahwa selama syuting film horor ‘Kolong Mayit’ kendalanya hanya cuaca. Karena Bogor dijuluki Kota Hujan dan memang tiap hari hujan. “Saya sakit dan opname sehingga jadwal syutingnya diundur, tapi untuk lain-lainnya syuting lancar, “ pungkas Leony optimis.

Selain Leony, film horor ‘Kolong Mayit’ juga dibintangi Samuel Rizal yang berperan sebagai Surya, Cahya Ary Nagara sebagai Erik, juga beberapa pendukung lainnya, diantaranya Fuad Idris dan Tania Anjani. Film ini direncanakan akan tayang di bioskop Tanah Air pada akhir tahun 2024. ***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *