Pengacara Elza Syarief Peduli Dokter, Perawat & Masyarakat Terdampak Covid-19

Merebaknya Corona Virus Disaese (Covid 19) begitu menguras ekstra perhatian dan meningkatkan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat agar tidak tertular virus tersebut. Begitu juga dengan Elza Syarief, pengacara kondang yang banyak dikenal sebagai kuasa hukum bagi para selebritis itu sangat peduli masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan menyumbang secara langsung diantar ke rumah-rumah masyarakat.

 

Elza mengaku punya jurus jitu dan cara tersendiri untuk melawan Covid-19, yaitu minum bee polen dan madu. Hal itu sudah dipraktekkan pada korban Covid-19 hingga sampai sembuh. Untuk itu, ia siap menyumbangkan bee polen dan madu khusus untuk dokter-dokter dan perawat-perawat yang mengurusi pasien terkena virus tersebut.

“Pendapat saya mengenai Corona Virus Disaese atau disingkat Covid 19, sesuai penjelasan dari para dokter ahli yang menangani Covid-19 ini beserta pemerintah tentang fakta yang ada dan berita-berita dari luar negeri, bahwa virus ini penyebarannya cepat luar biasa, dan menyerang pernafasan serta belum ada obatnya sampai saat ini, baru wacana penemuan obat tersebut, “ kata Elza Syarief kepada wartawan, Kamis (9/4/2020).

 

Perempuan kelahiran Jakarta, 24 Juli 1957, itu lebih lanjut menerangkan, bahwa korban virus ini yang meninggal dunia dari berbagai usia. “Ada yang usia tua tapi ada juga yang muda usia yang terlambat penanganannya, “ terang istri Yuswaji dan ibu dari lima anak, yakni Berlianti, Lia Alizia, Mia Vinita, Intan dan Fikri Ghanie.

 

Menurut Elza, untuk terbebas dan sembuh dari virus ini satu-satunya harus meningkatkan imunity atau anti body harus ditingkatkan melawan virus tersebut. “Kemudian, tentu harus istirahat cukup, makan makanan sehat dan minum vit c, e dan d untuk mengcover tubuh kita, seperti masker dan seluruh atribut apd tersebut hanya sarana sementara. Pokoknya jaga kebersihan dan stop penyebaran virus tersebut, “ bebernya.

 

Elza mengaku punya pengalaman yang cukup bagus dalam menangani korban Covid-19. “Kakak ipar saya berumur 70 tahun, kena virus covid-19 di Tanah Suci selagi umroh, empat hari dikarantina, lalu dipulangkan ke Tunis, kemudian ke kota Gafsa, dirawat tujuh hari, di rumah sakit selama 10 hari dan sudah menggunakan ventilator dan dokter sudah angkat tangan jadi dipulangkan ke rumah.

 

“Saya minta suami saya begitu datang memberikan bee polen ditambah madu, lemon dan air panas setiap saat dan sesuatu yang tidak saya sangka seminggu lalu kakak ipar saya sembuh total dan sudah bisa bangun dari tempat tidur dan sekarang sudah beraktivitas seperti sedia kala, “ tutur Elza penuh rasa syukur.

 

Berdasarkan pengalaman itu, kata Elza, kepedihan serta kesedihan dirinya terhadap kepergian pahlawan kita, yaitu dokter dan perawat yang pergi karena merawat korban virus tersebut. “Sehingga saya bertekad akan menyumbangkan bee polen dan madu khusus untuk dokter-dokter dan perawat-perawat di Jakarta yang mengurusi pasien terkena virus tersebut, insya Allah dengan niat baik dan pertolongan Allah dokter-dokter dan perawat setelah meminum bee polen dan madu stamina menjadi meningkat dan sehat selalu, amiin, “ ungkap Elza mantap.

 

Untuk mendapat bee polen, Elza mengaku tidak mudah tapi ia akan berusaha untuk mendapat sebagian bee polen beserta madu “Walaupun harga tidak mahal tapi carinya agak kesulitan dan terbatas karena harus nunggu panen, “ papar Elza sabar.

 

Elza menceritakan ia melakukan banyak kebiasaan sehari-hari agar tak tertular Covid-19. “Saya minum vit c 1000 mg, tapi dua hari sudah habis harus beli lagi, tapi saya tetap minum bee polen, madu, lemon dan air panas, insya Allah sehat saja, dan sedikit olah raga , serta ikuti petunjuk pemerintah social dan phisical distancing, “ tegas Elza.

 

Elza berpesan kepada masyarakat untuk selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar musibah ini cepat berakhir. “Untuk mengatasi perekonomian saat ini, ya terpaksa pedagang-pedang kecil bisa berkelompok dalam koperasi, misalnya menjual kebutuhan sehari-hari via whatsapp dan dianter gosend or gojek, jadi perekonomian tetap jalan, sedangkan untuk sumbangan-sumbangan kita lakukan diantar ke rumah-rumah tidak seperti dulu-dulu, “ pungkas Elza Syarief sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000). Sedangkan, novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021)

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :